BAB I
PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang
Dalam praktek, biasanya untuk memperoleh suatu penguatan
yang cukup besar, dapat dilakukan dengan menggandeng beberapa penguat atau
biasa dikenal dengan penguat bertingkat. Untuk menjaga agar tegangan panjar
(bias) pada suatu tahap tidak terganggu oleh tahap sebelum dan berikutnya, maka
antara penguat-penguat tersebut dipisahkan dengan kapasitor. Rangkaian semacam
ini lebih dikenal dengan penguat gandengan RC. Penguat gandengan RC hanya
bekerja untuk isyarat AC.
Bila isyarat berupa arus/tegangan DC atau bolak-balik dengan
frekuensi sangat rendah, maka diperlukan rangkaian penguat gandengan DC. Pada
penguat ini, antara transistor yang satu dengan yang lainnya dihubungkan secara
langsung. Ada beberapa cara untuk memperoleh penguat gandengan DC diantaranya
adalah penguat diferensial dan penguat hubungan Darlington.
I.2
Ruang Lingkup
Ruang
lingkup pada praktikum ini meliputi pengukuran resistansi pada resistor
berdasarkan warna cincin yang tertera pada resistor tersebut, membuat rangkaian
penguat gandengan DC dan mengamati serta mengukur input dan output rangkaian
penguat.
I.3 Tujuan
Adapun
tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
-
Menentukan
titik pada untai penguat dimana perlu dilakukan pengukuran.
-
Mengukur
hilang tegangan pada penggandengan dua penguat.
-
Mengukur
tanggapan amplitude penguat.
-
Memahami
kegunaan kapasitor decoupling
1.4 Waktu & Tempat Praktikum
Praktikum
Penguat Gandengan DC ini dilakukan pada hari Jumat, 4 Mei 2012 pukul
09.00-11.00 WITA, bertempat di Laboratorium Elektronika dan Instrumentasi,
Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Hasanuddin, Makassar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam praktek, biasanya untuk memperoleh suatu penguatan
yang cukup besar, dapat dilakukan dengan menggandeng beberapa penguat atau
biasa dikenal dengan penguat bertingkat. Untuk menjaga agar tegangan panjar
(bias) pada suatu tahap tidak terganggu oleh tahap sebelum dan berikutnya, maka
antara penguat-penguat tersebut dipisahkan dengan kapasitor. Rangkaian semacam
ini lebih dikenal dengan penguat gandengan RC. Penguat gandengan RC hanya
bekerja untuk isyarat AC.
Bila isyarat berupa arus/tegangan DC atau bolak-balik dengan
frekuensi sangat rendah, maka diperlukan rangkaian penguat gandengan DC. Pada
penguat ini, antara transistor yang satu dengan yang lainnya dihubungkan secara
langsung. Ada beberapa cara untuk memperoleh penguat gandengan DC diantaranya
adalah penguat diferensial dan penguat hubungan Darlington.
Penguat yang mutakhir tersusun sebagai rangkaian terpadu
(integrated circuit- IC). Dengan IC memungkinkan kita untuk menyusun ribuan
transistor ke dalam suatu permukaan silikon (chip) dengan luas hanya beberapa
mm2. Satu hal yang menguntungkan dengan IC adalah dengan tanpa kapasitor, kita
dapat menghasilkan penguat dengan frekuensi respon sampai mendekati DC.
1.
Penguat
Diferensial
Untuk mengerti bagaimana penguat diferensial bekerja, perlu
kita pelajari keadaan panjar DC dari rangkaian dasarnya seperti ditunjukkan
pada gambar 14.1. Masukan dapat diumpankan pada ujung-ujung basis B1 dan B2.
Perbedaan (difference) isyarat pada kedua ujung inilah yang akan dikuatkan,
sehingga kita menyebutnya sebagai penguat diferensial.
Cara menghitung keadaan panjar dari penguat tersebut tidak
berbeda dengan pada penguat transistor tunggal. Dengan kedua basis ditanahkan
seperti pada gambar 1, kita mempunyai
karena
dengan
salah satu atau kedua transistor yang bekerja.
Gambar
1 Rangkaian dasar penguat deferensial
Permasalahannya adalah bagaimana membuat kedua
transistor bekerja secara sama. Selama keduanya mempunyai tegangan basis yang
sama (0 volt) dan tegangan emitor yang sama (~ -0,6 volt), keduanya mempunyai
karakteristik yang identik. Khususnya, karena
kita
memerlukan transistor dengan harga Io yang hampir sama. Kenyataannya Io
berharga sangat variatif untuk satu transistor ke transistor lainnya dan
juga terhadap temperatur sehingga untuk mendapatkan pasanngan Io yang
serasi terkadang menjadi masalah yang serius.
Namun demikian Namun demikian saat dua transistor
dibuat bertetangga pada rangkaian terintegrasi, maka mereka akan memiliki
karakteristik dasar dan temperatur yang relative sama dan secara otomatis akan
menjadi serasi. Salah satu ukuran keserasian tersebut adalah dengan melihat
harga “tegangan offset masukan”, yaitu selisih antara kedua harga VBE,
diperlukan untuk menjamin adanya kesamaan arus yang mengalir. Biasanya selisih
ini berharga dari 50 mV – 5 mV.
Arus total yang melewati kedua emitor adalah
karenanya untuk
dua transistor yang identik kedua arus emitor adalah sebesar
Besarnya arus
kolektor keduanya adalah hampir sama dengan harga arus emitor di atas, sehingga
kedua tegangan kolektor adalah sebesar
2.
Pengoperasian
Modus Bersama (Common-mode Operation -CM)
Rangkaian pada gambar 2 memperlihatkan bahwa isyarat vi
diumpankan pada kedua basis. Karena dipakai bersama sebagai masukan, maka keadaan ini disebut
“masukan modus bersama”
Gambar
2 Pengoperasian mudus bersama
Kita
mungkin berharap sistem dapat memberikan keluaran beberapa ratus mV dengan
masukan beberapa mV, tetapi kenyataanya tidak demikian. Tegangan emitor akan
tetap sekitar 0,6 volt di bawah tegangan basis, sehingga tidak akan berharga
terlalu jauh dari -0,6 V. Karenanya besarnya arus total
hanya
akan sedikit berubah. Akibat adanya rangkaian yang simetri, dengan harga VBE
yang
identik pada kedua transistor, kedua arus emitor akan tetap berharga sekitar
sehingga tegangan kolektor juga
berubah sedikit.
3.
Pasangan
Darlington (Darlington-Pair)
Karena
penguatan tergantung pada harga , maka memproduksi transistor dengan yang tinggi banyak
memberi keuntungan. Tetapi untuk maksud tersebut diperlukan lapisan yang sangat
tipis pada daerah basis yang akan mengakibatkan transistor mempunyai tegangan
dadal (breakdown voltage) rendah. Untuk mencapai maksud tersebut di atas bisa
dilakukan dengan menghubungkan dua transistor yang biasa disebut dengan
pasangan Darlington seperti terlihat pada gambar 3. Pasangan transistor
tersebut terdapat di pasaran dalam paket dengan ujung-ujung kaki E’, B’ dan
C’.
Gambar
3. Penguat Darlington
Jika kita berasumsi arus masukan i seperti
diperlihatkan pada gambar 3 dan menghitung arus yang mengalir, akan didapat
penguatan efektif adalah
Pasangan
Darlington sering juga digunakan dengan arus emitor yang relative tinggi,
sehingga relatif kecil; jika tidak Q1
mempunyai berarus rendah sehingga bisa berharga kecil.
Namun demikian dengan mudah kita mendapatkan
Kita mungkin berangan-angan dapat menghitung dari arus emitor dari Q2.
Namun demikian Q2 dikendalikan dari sumber (Q1) yang
memiliki arus yang sangat rendah, karenanya memiliki hambatan keluaran yang
tinggi. Oleh sebab itu harga efektif pasangan Darlington diberikan oleh
Namun
dan juga dengan demikian harga efektif
diberikan
oleh
Transistor pasangan Darlington banyak dimanfaatkan
pada rangkaian pengikut emitor tenaga-tinggi, utamanya pada penguat daya audio.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
III.1
Alat dan Bahan
III.1.1
Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum
ini adalah sebagai berikut.
-
Papan
Rangkaian
Papan rangkaian berfungsi sebagai
tempat untuk membuat rangkaian.
-
Catu
Daya
Catu
daya berfungsi sebagai sumber tegangan AC dan DC.
-
Osiloskop
Osiloskop berfungsi untuk mengukur
dan menampilkan tegangan sinusoidal, dan berbagai bentuk gelombang yang ditemukan
dalam rangkaian yang dibuat.
-
Signal
Generator
Signal
generator berfungsi
sebagai piranti pembangkit isyarat.
-
Multimeter
Multimeter
berfungsi sebagai alat ukur resistansi, kuat arus, dan
tegangan.
-
Kabel
Jumper
Kabel jumper berfungsi sebagai
penghubung dalam suatu rangkaian.
III.1.2
Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum
ini adalah sebagai berikut.
-
Transistor
Transistor adalah komponen
elektronika aktif yang berfungsi sebagai penguat tegangan dan penguat arus.
-
Resistor
Resistor adalah komponen elektronika
pasif yang berfungsi untuk menghambat aliran arus listrik.
-
Kapasitor
Kapasitor adalah komponen
elektronika pasif yang berfungsi untuk menyimpan muatan listrik dalam bentuk
medan listrik.
III.2 Prosedur Praktikum
Adapun
prosedur pada praktikum penguat gandengan DC ini yaitu:
1. Menyiapkan seluruh peralatan dan
komponen yang digunakan.
2. Melakukan kalibrasi terhadap
peralatan yang digunakan.
3. Membuat rangkaian penguat gandengan
DC seperti gambar di bawah ini:
Gambar rangkaian dengan menggunakan EWB
Gambar rangkaian secara praktik
4. Menyambungkan rangkaian dengan
signal generator, osiloskop, dan catu daya seperti pada gambar di bawah ini:
5. Mengamati isyarat keluaran penguat.
6. Mengukur dan mencatat besar input
dan output penguat.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1
Hasil
IV.1.1
Tabel Pengamatan
-
Resistor
NO.
|
Nama Resistor
|
Resistansi
|
1.
|
RB1
|
|
2.
|
RB2
|
|
3.
|
RC1
|
|
4.
|
RE11
|
|
5.
|
RE12
|
|
6.
|
RE21
|
|
-
Kapasitor
No.
|
Nama Kapasitor
|
Kapasitansi
|
1.
|
C1
|
|
2.
|
C2
|
|
3.
|
CE
|
|
-
dan penguat
Penguat Gandeng DC
|
|
|
|
1,6
|
2,4
|
IV.1.2
Pengolahan data
Penguatan
penguat (
Jadi:
Jadi, penguatan penguat adalah
IV.1.3 Gambar isyarat masukan dan
keluaran penguat
a. Isyarat masukan (input)
b. Isyarat keluaran (output)
IV.2
Pembahasan
Pada
praktikum penguat gandengan DC ini, digunakan transistor tipe NPN yang
digandengkan secara langsung. Adapun komponen yang digunakan, terdiri dari
resistor dengan berbagai resistansi dan kapasitor dengan berbagai kapasitansi
yang sesuai dengan buku penuntun. Dari praktikum yang dilakukan, diperoleh
hasil bahwa penguat yang dibuat memiliki dan yang diperoleh dengan
mengalikan jumlah kotak pada layar osiloskop untuk 1 gelombang dengan waktunya
(time). Dari hasil ini, diperoleh penguatan penguat () yaitu sebesar . Adapun untuk isyarat masukan dan keluaran penguat yang
diperoleh adalah seperti gambar pada bagian IV.1.3 (a) dan IV.1.3 (b) yakni
berbentuk denyut, yang sebenarnya gambarnya bisa lebih bagus dari apa yang
telah diperoleh tersebut.
Dalam
praktikum penguat gandengan DC ini, ada beberapa kendala yang dihadapi oleh
praktikan, diantaranya adalah osiloskop (OSCP-02) dan signal generator (SG-05) yang
tidak berfungsi dengan baik dan ditemukannya kabel penghubung antara rangkaian
dengan signal generator yang sudah kurang layak untuk digunakan. Dengan adanya
kendala ini, bisa saja selain membuat praktikan kehabisan waktu untuk
mengkalibrasi alat, juga membuat data yang diperoleh tidak akurat.
BAB V
PENUTUP
V.1
Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum ini
dapat disimpulkan bahwa:
-
Penguat
gandeng DC adalah sebuah rangkaian penguat dimana dua buah transistor
digandengkan secara langsung.
-
Output
dari rangkaian penguat gandeng DC lebih besar dari pada inputnya.
-
Penguatan
penguat gandeng DC yang diperoleh adalah .
-
Kapasitor
decuopling digunakan untuk memisahkan satu tahap dengan tahap berikutnya.
V.2
Saran
V.2.1
Laboratorium Elektronika dan
Instrumentasi
Kritik dan saran untuk laboratorium elektronika dan
instrumentasi yaitu:
-
Alat
dan bahan praktikum sudah cukup banyak, akan tetapi sebaiknya perlu ditambah lagi.
-
Alat
yang tidak dapat berfungsi dengan baik sebaiknya diperbaiki atau diganti.
V.2.2
Asisten
Kritik dan saran untuk asisten yaitu :
-
Sikap
asisten sudah cukup baik dalam membimbing praktikan selama praktikum
berlangsung, akan tetapi perlu ditingkatkan lagi.
-
Pada
saat praktikum, mungkin karena waktu yang sempit sehingga asisten lebih dominan
mengerjakan prosedur menyebabkan praktikan ada yang kurang mengerti. Untuk itu,
mungkin waktu untuk praktikum bisa dimajukan sedikit lebih awal.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.
2010. Penguat gandeng DC. http://www.scribd.com/doc/30241070/Bab
14-Penguat-Gandeng-Dc. Diakses pada tanggal 7 Mei 2012, pukul 12.30 WITA.
Makassar.
Lilikvengeance.
2009. Elektronika. http://lilikvengeance.wordpress.com/2009/07/
19/30/elektronika. Diakses pada tanggal 30 April 2012,
pukul 11.00 WITA. Makassar.
Wahyunggoro,
Oyas. 1998. Pengukuran Besaran Listrik.
Yogyakarta: Diktat bahan kuliah Jurusan Teknik Elektro Universitas Gadjah Mada.
Yohannes,
H.C. 1979. Dasar-dasar Elektronika.
Jakarta: Ghalia Indonesia.
LAPORAN
ELEKTRONIKA
FISIS DASAR 2
PRAKTIKUM
PENGUAT GANDENGAN dC
NAMA :
HARIATI
NIM : H211 10 255
KELOMPOK : V (LIMA)
TGL. PRAKTIKUM : 4 MEI 2012
ASISTEN : FAKHRUDDIN
LABORATORIUM
ELEKTRONIKA DAN INSTRUMENTASI
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
HASANUDDIN
2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar