LAPORAN
ELEKTRONIKA
FISIS DASAR 2
PRAKTIKUM
OSILATOR
NAMA :
HARIATI
NIM : H211 10 255
KELOMPOK : V (LIMA)
TGL. PRAKTIKUM : 16 APRIL 2012
ASISTEN : YONATHAN SAPAN
LABORATORIUM
ELEKTRONIKA DAN INSTRUMENTASI
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
HASANUDDIN
2012
BAB I
PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang
Osilator merupakan piranti elektronik yang menghasilkan
keluaran berupa isyarat tegangan. Bentuk isyarat tegangan terhadap waktu ada
bermacam-macam, yaitu bentuk sinusoidal, persegi, segitiga gigi gergaji, atau
denyut. Osilator berbeda dengan penguat, oleh karena penguat memerlukan isyarat
masukan untuk menghasilkan isyarat keluaran. Pada osilator, tak ada isyarat
masukan, hanya ada isyarat keluaran saja, yang frekuensi dan amplitudonya dapat
dikendalikan. Seringkali suatu penguat secara tak disengaja menghasilkan
keluaran tanpa masukan dengan frekuensi yang nilainya tak dapat dikendalikan.
Dalam hal ini, penguat dikatakan berosilasi.
Osilator bisa dibangun dengan menggunakan komponen yang memperlihatkan
karakteristik resistansi-negatif dan lazimnya hal ini adalah dioda terobosan
dan transistor satu lapis. Namun demikian, sebagian besar rangkaian osilator
didasarkan pada penguat dengan umpan balik positif.
Rangkaian osilator menghasilkan arus bolak-balik (ac) dengan
daya kurang dari satu watt sampai dengan ribuan watt. Bila diperlukan tegangan
ac, frekuensi daya dan berdaya besar (10 sampai dengan 100 Hz), dapat digunakan
berbagai jenis alternator elektromagnetik. Untuk frekuensi-frekuensi yang lebih
tinggi di dalam daerah frekuensi-radio, digunakan rangkaian osilator transistor
atau tabung.
I.2
Ruang Lingkup
Ruang lingkup pada praktikum ini meliputi pengukuran
resistansi pada resistor berdasarkan warna cincin yang tertera pada resistor,
membuat rangkaian osilator, mengamati isyarat keluaran dan mengukur frekuensi (
apabila
nilai hambatan dan kapasitor pada rangkaian diganti, serta mengukur tegangan
masukan dan keluaran.
I.3
Tujuan
Setelah melakukan praktikum ini, diharapkan telah mampu
menguasai pengetahuan tentang:
-
Pengaturan
penguatan dan umpan balik.
-
Penapisan
dan penalaan frekuensi isyarat suatu gelombang.
-
Stabilitas
osilasi dan titik kerja serta daerah kerja suatu penguat.
-
Adanya
distorsi harmonik yang terdapat pada suatu sistem osilasi.
I.4
Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum Osilator ini dilakukan
pada hari Senin, 16 April 2012, pukul 13.30-15.30 WITA, di Laboratorium
Elektronika dan Instrumentasi, Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin, Makassar.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
II.1 Pendahuluan
Osilator adalah suatu rangkaian yang
menghasilkan keluaran yang amplitudonya berubah-ubah secara periodik dengan
waktu. Osilator merupakan piranti elektronik yang menghasilkan keluaran berupa
isyarat tegangan. Bentuk isyarat tegangan terhadap waktu ada bermacam-macam,
yaitu bentuk sinusoidal, persegi, segitiga, gigi gergaji, atau denyut. Osilator
berbeda dengan penguat, oleh karena penguat memerlukan isyarat masukan untuk
menghasilkan isyarat keluaran. Pada osilator tak ada isyarat masukan, hanya ada
isyarat keluaran saja, yang frekuensi dan amplitudonya dapat dikendalikan.
Seringkali suatu penguat secara tak disengaja menghasilkan keluaran tanpa masukan
dengan frekuensi yang nilainya tak dapat dikendalikan. Dalam hal ini penguat
dikatakan berosilasi.
Osilator digunakan secara luas
sebagai sumber isyarat untuk menguji suatu rangkaian elektronik. Osilator
seperti ini disebut pembangkit isyarat, atau pembangkit fungsi jika isyarat
keluarannya dapat mempunyai berbagai bentuk.
Osilator juga digunakan untuk mendeteksi dan menentukan jarak dengan gelombang mikro (radar) ataupun gelombang ultrasonic (sonar). Selain itu, hampir semua alat digital seperti jam tangan, digital kalkulator, komputer, alat-alat pembantu komputer, dan sebagainya menggunakan osilator.
Osilator juga digunakan untuk mendeteksi dan menentukan jarak dengan gelombang mikro (radar) ataupun gelombang ultrasonic (sonar). Selain itu, hampir semua alat digital seperti jam tangan, digital kalkulator, komputer, alat-alat pembantu komputer, dan sebagainya menggunakan osilator.
Pesawat penerima radio dan televisi
juga menggunakan osilator untuk mengolah isyarat yang datang. Isyarat yang
datang ini dicampur dengan isyarat dari osilator lokal sehingga menghasilkan
isyarat pembawa informasi dengan frekuensi lebih rendah. Isyarat yang terakhir
ini dikenal sebagai isyarat if (intermediate frequency).
Pada
dasarnya, ada tiga macam osilator, yaitu osilator RC, osilator LC, dan osilator
relaksasi. Dua yang pertama menghasilkan isyarat berbentuk sinusoidal sedangkan
osilator relaksasi menghasilkan isyarat persegi, segitiga, gigi gergaji atau
pulsa.
II.2 Prinsip Rangkaian Osilator
Secara umum prinsip rangkaian
osilator dibagi dua, yaitu Osilator Harmonisa
dan Osilator Relaksasi.
A.
Osilator
Harmonisa
Osilator harmonisa
menghasilkan bentuk gelombang sinusoida.
Osilator harmonisa disebut juga dengan
Osilator Linear. Bentuk dasar osilator harmonisa terdiri dari sebuah penguat dan sebuah filter yang
membentuk umpan balik positif
yang menentukan frekuensi output.
Prinsip osilator
ini dimulai dengan adanya noise/desah saat pertama kali power dinyalakan.
Noise/desah ini kemudian dimasukkan kembali ke input penguat dengan melalui
filter tertentu. Karena hal ini terjadi berulang-ulang, maka sinyal noise akan
menjadi semakin besar dan membentuk periode tertentu sesuai dengan jaringan
filter yang dipasang. Periode inilah yang kemudian menjadi nilai frekuensi sebuah osilator.
Macam-macam osilator harmonisa/
sinus :
1. Osilator Amstrong
Osilator Amstrong
Osilator amstrong dinamai sesuai dengan nama penemunya Edwin
Amstrong. Osilator amstrong terdiri dari sebuah penguat dan sebuat umpan balik
rangkaian LC.
2. Osilator Hartley
Osilator Hartley
Osilator Hartley termasuk jenis osilator LC. Osilator
Hartley tersusun dari dua buah induktor yang disusun seri dan sebuah kapasitor
tunggal. Kelebihan osilator hartley adalah mudahnya mengatur nilai frekuensi
yaitu dengan menempatkan sebuah kapasitor variabel pada komponen kapasitornya.
Selain itu, amplitudo output osilator juga relatif tetap pada range frekuensi
kerja penguat osilator.
3. Osilator Colpits
Osilator Colpits
Osilator Colpits termasuk jenis osilator LC. Osilator
colpits tersusun dari dua buah kapasitor yang disusun seri dan sebuah induktor
tunggal. Kelebihan osilator colpits adalah mudahnya mengatur nilai frekuensi
yaitu dengan menempatkan sebuah induktor variabel pada komponen induktornya
seperti halnya penggunaan kapasitor variabel pada osilator hartley. Amplitudo
output osilator juga relatif tetap pada range frekuensi kerja penguat osilator.
4. Osilator Clapp
Osilator Clapp
Osilator
Clapp termasuk jenis osilator LC. Osilator Clapp tersusun dari tiga buah
kapasitor dan satu buah induktor. Konfigurasi osilator clapp sama dengan
osilator colpits namun ada penambahan kapasitor yang disusun seri dengan
induktor (L). Osilator Clapp diperkenalkan oleh James K. Clapp pada tahun 1948.
5. Osilator pergeseran Fasa
Osilator
Pergeseran Fasa
Osilator pergeseran fasa termasuk jenis osilator RC. Pada
osilator pergeseran fasa terdapat sebuah pembalik fasa total 180 derajat.
Pembalik fasa ini di menggeser fasa sinyal output sebesar 180 derajat dan
memasukkan kembali ke input sehingga terjadi umpan balik positif. Rangkaian
pembalik fasa ini biasanya dibentuk oleh tiga buah rangkaian RC.
6. Osilator Kristal
Osilator Kristal
Osilator Kristal adalah osilator yang rangkaian resonansinya
tidak menggunakanan LC atau RC melainkan sebuah kristal kwarsa. Rangkaian dalam
kristal mewakili rangkaian R, L dan C yang disusun seri. Osilator Pierce
ditemukan oleh George W. Pierce. Osilator Pierce banyak dipakai pada rangkaian
digital karena bentuknya yang simpel dan frekuensinya yang stabil.
7. Osilator Jembatan Wien
Osilator Jembatan Wien
Osilator ini termasuk jenis osilator RC. Osilator
jembatan Wien disebut juga osilator “Twin-T” karena menggunakan dua “T”
sirkuit RC beroperasi secara paralel. Satu rangkaian adalah sebuah RCR “T” yang
bertindak sebagai filter low-pass. Rangkaian kedua adalah CRC “T” yang
beroperasi sebagai penyaring bernilai tinggi. Bersama-sama, sirkuit ini
membentuk sebuah jembatan yang disetel pada frekuensi osilasi yang diinginkan.
Sinyal di cabang CRC dari filter Twin-T yang maju, di RCR itu – tertunda,
sehingga mereka dapat melemahkan satu sama lain pada frekuensi tertentu.
B.
Osilator
Relaksasi
Osilator
Relaksasi adalah osilator yang memanfaatkan prinsip saklar secara terus menerus
dengan periode tertentu yang menentukan frekuensi output. Osilator relaksasi
menghasilkan beberapa bentuk gelombang non sinus, yaitu : Gelombang
kotak, segitiga, pulsa dan gigi gergaji.
Osilator
relaksasi sederhana adalah sebuah multivibrator / flip-flop. Prinsipnya
adalah mensaklar tagangan suply oleh sebuah komponen transistor atau FET.
Multivibrator
Osilator
RC
Osilator ini
menggunakan tahanan dan kapasitor sebagai penentu frekuensinya. Osilator ini
sangat mudah untuk dibangun namun memiliki ketelitian frekuensi yang rendah.
Rangkaian osilator RC yang paling sederhana dapat dibangun dengan menggunakan
satu gerbang seperti yang diperlihatkan pada gambar.
Gambar Rangkaian
osilator RC dengan inverter
Inverter yang
digunakan adalah inverter yang dilengkapi dengan Schmitt Trigger. Fungsi
Schmitt Trigger disini adalah untuk mempercepat transisi tegangan keluaran dan
memberi efek hysteresis pada tegangan masukan. Efek hysteresis ini
dapat dilihat pada Gambar
Gambar Efek
hysteresis pada inverter
Osilator Kristal
Seperti telah
dinyatakan sebelumnya, pada beberapa aplikasi dibutuhkan clock dengan frekuensi
yang sangat teliti. Clock seperti ini tidak dapat dibangkitkan dengan
menggunakan osilator RC karena tingkat ketelitian osilator ini sangat rendah.
Sebagai gantinya digunakan osilator kristal. Disebut osilator kristal
karena osilator ini menggunakan kristal kwarsa sebagai komponen penentu
frekuensinya. Kristal kwarsa memiliki frekuensi resonan yang ditentukan
oleh ketebalannya. Umumnya frekuensi resonannya berbanding terbalik dengan
ketebalannya.
Kelebihan dari
kristal ini ialah frekuensi resonannya sangat akurat dan hanya sedikit terpengaruh
oleh suhu ataupun komponen eksternal. Oleh karena itu kristal ini sangat
banyak digunakan pada peralatan yang membutuhkan osilator dengan frekuensi yang
teliti. Salah satu alat yang paling sering mengunakan osilator kristal
adalah jam. Ketelitian dari jam ditentukan oleh ketelitian frekuensi
clock yang meng-increment-nya. Jika frekuensi clock keitnggian maka jam
akan menjadi terlalu cepat. Sebaliknya jika frekuensi clock terlalu
rendah maka jam akan terlalu lambat. Oleh karena itu dibutuhkan osilator
yang dapat membangkitkan pulsa clock yang sangat teliti agar jam tidak terlalu
cepat atau terlalu lambat.
Osilator
kristal dapat dibangun dengan menggunakan gerbang TTL ataupun CMOS. Pada
penggunaannya sebagai osilator kristal, gerbang-gerbang yang digunakan dipaksa
untuk bekerja didaerah liniernya yang umumnya harus dihindari jika
gerbang-gerbang ini digunakan sebagai perangkat logika. Agar dapat
berosilasi gerbang-gerbang ini harus bersifat sebagai penguat linier. Hal ini
dapat dicapai dengan memberikan umpanbalik dari keluaran ke masukan suatu
gerbang melalui sebuah tahanan, seperti yang diperlihatkan pada Gambar 8.16.
Gambar Contoh
penggunaan umpanbalik pada suatu inverter
Jika keluaran
inverter rendah maka arus akan mengalir dari masukan ke keluaran melalui R
sehingga memaksa masukan untuk turun ke logika-0. Sebaliknya jika
keluaran tinggi maka arus akan mengalir dari keluaran ke masukan melalui R
sehingga memaksa masuka untuk naik ke logika-1. Demikian seterusnya
sampai tercapai keadaan steady state dimana masukan tidak rendah dan tidak
tinggi, sehingga gerbang bekerja pada daerah liniernya.
Nilai tahanan
umpanbalik harus disesuaikan dengan jenis gerbang yang digunakan. Nilai ini
harus dipilih agar tegangan keluaran gerbang kira-kira setengah tegangan catu.
Dengan demikian maka kisar naik dari tegangan keluaran akan sama dengan kisar
turunnya. Contoh rangkaian osilator kristal dengan gerbang TTL dapat
dilihat pada Gambar 8.17.
Gambar Osilator
kristal dengan gerbang TTL
Pada contoh ini
digunakan dua buah inverter untuk mendapatkan umpanbalik positip. Masing-masing
inverter diberi umpanbalik negatip melalui sebuah tahanan. Kristal kwarsa
dihubungkan seri dengan sebuah kapasitor variabel antara keluaran dengan
masukan osilator. Fungsi kapasitor variabel disini ialah untuk menala frekuensi
agar benar-benar sesuai dengan yang diinginkan dan sekaligus membatasi arus
eksitasi dari kristal.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
III.1
Alat dan Bahan
III.1.1
Alat
Peralatan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai
berikut.
-
Multimeter
Multimeter
berfungsi sebagai alat ukur resistansi, kuat arus, dan
tegangan.
-
Papan
Rangkaian
Papan rangkaian berfungsi sebagai
tempat untuk membuat rangkaian.
-
Catu
Daya
Catu
daya berfungsi sebagai sumber tegangan AC dan DC.
-
Osiloskop
Osiloskop berfungsi untuk mengukur
dan menampilkan tegangan sinusoidal, dan berbagai bentuk gelombang yang
ditemukan dalam rangkaian yang dibuat.
-
Signal
Generator
Signal
generator berfungsi
sebagai piranti pembangkit isyarat.
-
Kabel
Jumper
Kabel jumper berfungsi sebagai
penghubung dalam suatu rangkaian.
III.1.2
Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai
berikut.
-
Transistor
Transistor adalah komponen elektronika
aktif yang berfungsi sebagai penguat tegangan dan penguat arus.
-
Resistor
Resistor adalah komponen elektronika
pasif yang berfungsi untuk menghambat aliran arus listrik.
-
Kapasitor
Kapasitor adalah komponen
elektronika pasif yang berfungsi untuk menyimpan muatan listrik dalam bentuk
medan listrik.
-
Induktor
Induktor adalah komponen elektronika
pasif yang dapat menyimpan arus listrik dalam bentuk induksi listrik.
III.2 Prosedur Praktikum
Adapun
prosedur pada praktikum osilator ini yaitu:
1.
Melakukan
kalibrasi terhadap peralatan yng akan digunakan.
2.
Mencatat
harga/nilai dari komponen yang digunakan.
3.
Membuat
rangkaian osilator seperti pada gambar, dimana kabel (+) dan (-) dari catu
daya, masing-masing disambungkan ke
dan ke ground. Sementara itu, kabel (+) dan (-) dari signal
generator dan osiloskop, masing-masing disambungkan ke ground dan ke
,
serta ke ground dan ke
(kolektor sebagai titik pengamatan).
4.
Mengamati
isyarat keluaran yang terjadi pada layar osiloskop.
5.
Mengukur
dan mencatat nilai
dari
hasil yang diperlihatkan pada osiloskop.
6.
Mengganti
kapasitor
dengan
dan
7.
Mengamati
isyarat keluaran yang terjadi pada osiloskop, kemudian mencatat nilai
nya.
8.
Mengembalikan
rangkaian ke bentuk semula (sebelum nilai C2 diganti).
9.
Mengganti
resistor
dengan
dan
10.
Mengamati
isyarat keluaran yang terjadi pada osiloskop, kemudian mencatat nilai
nya.
11.
Mengubah
posisi kabel (+) dan (-) dari signal generator dan osiloskop, yaitu
menyambungkan kabel (+) dan kabel (-) dari signal generator dan osiloskop
masing-masing ke output dan input, serta ke basis dan ground (basis sebagai
pengamatan).
12.
Mengamati
isyarat keluaran yang terjadi pada osiloskop, kemudian mencatat nilai
nya.
13.
Mengubah
posisi kabel (+) dan (-) dari signal generator dan osiloskop (emitter sebagai
titik pengamatan).
14.
Mengamati
isyarat keluaran yang terjadi pada osiloskop, kemudian mencatat nilai
nya.
15.
Mengukur
dan mencatat nilai
dan
.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1
Hasil
IV.1.1
Tabel Pengamatan
a.
Tabel
1
Komponen praktikum
Resistor
(
)
|
Kapasitor (
)
|
||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
100
|
0,1
|
0,1
|
b.
Tabel
2
Basis-kolektor
-
Penggantian
nilai kapasitor
Nilai kapasitor
(
)
|
(
)
|
|
|
330
|
50
|
22
|
20
|
-
Penggantian
nilai hambatan resistor
Nilai hambatan resistor
(
)
|
(
)
|
|
2
|
|
50
|
|
10
|
c.
Tabel
3
Basis-emiter
(Hz)
|
|
|
|
4,5 volt
|
4,5 volt
|
IV.1.2
Pengolahan Data
a. Frekuensi (
)
untuk kolektor sebagai titik pengamatan
Frekuensi untuk kapasitor
Frekuensi untuk kapasitor 330
Frekuensi untuk kapasitor 22
Frekuensi untuk resistor
Frekuensi untuk resistor
Frekuensi untuk resistor
b. Frekuensi (
)
untuk basis dan emiter sebagai titik pengamatan
Basis sebagai titik pengamatan
Emiter sebagai titik pengamatan
IV.1.3 Gambar bentuk isyarat
keluaran
-
Gambar
untuk kapasitor
-
Gambar
untuk kapasitor 22
-
Gambar
untuk resistor
-
Gambar
untuk resistor
-
Gambar
untuk resistor
-
Gambar
untuk basis dan emitter sebagai titik pengamatan
IV.2 Pembahasan
Pada praktikum osilator ini digunakan transistor, resistor,
kapasitor, dan induktor. Kapasitor yang digunakan adalah kapasitor bernilai
,
dan
.
Adapun resistor yang digunakan adalah resistor dengan nilai hambatan
dan
Pada praktikum ini, sebuah rangkaian osilator dirangkai di
mana dalam pengamatan, digunakan 3 titik pengamatan, yaitu pada kolektor, basis
dan emitter. Selanjutnya, dari masing-masing titik pengamatan dilakukan
pengamatan terhadap isyarat keluaran dan menghitung frekuensi osilasinya (
.
Pada saat kolektor sebagai titik pengamatan, yang pertama
kali dilakukan adalah dengan mengganti
dengan
dan
,
kemudian mengamati isyarat keluarannya. Dari isyarat keluaran tersebut, dapat
diperoleh frekuensi osilasi. Adapun frekuensi osilasi yang diperoleh dari
penggantian kapasitor tersebut adalah masing-masing senilai
,
50
,
dan 20
.
Setelah itu, dilakukan penggantian resistor
dengan
dan
,
dengan catatan, kapasitor yang dipakai adalah kapasitor
.
Adapun frekuensi osilasi yang diperoleh dari penggantian resistor tersebut
adalah masing-masing senilai 2
,
50
,
dan 10
.
Pada saat basis dan emitter sebagai titik pengamatan,
diperoleh isyarat keluaran yang sama untuk keduanya, sehingga diperoleh pula
frekuensi osilasi yang sama, yaitu 50
.
Dengan adanya hasil ini, dapat dilihat perbandingan frekuensi osilasi dari
ketiga macam titik pengamatan tersebut, yaitu 2 : 50 : 50 atau 1 : 25 : 25.
Dari hasil yang diperoleh, terlihat bahwa frekuensi osilasi saat emitter dan
basis menjadi titik pengamatan adalah lebih besar dibandingkan saat kolektor
menjadi titik pengamatan.
Di dalam praktikum osilator, dijumpai beberapa kekurangan,
salah satunya adalah isyarat keluaran yang tidak dapat terdeteksi dengan baik
pada osiloskop. Adanya kekurangan ini bisa saja disebabkan oleh kelalaian
praktikan, ataupun oleh peralatan yang kurang baik.
BAB V
PENUTUP
V.1
Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diperoleh dari praktikum ini
yaitu:
-
Pengaturan
penguatan dan umpan balik merupakan persyaratan bagi rangkaian osilator agar
menghasilkan osilasi secara terus-menerus.
-
Frekuensi
isyarat suatu gelombang dapat dihitung dengan persamaan :
, dimana adalah frekuensi yang digunakan dalam signal generator dan adalah waktu yang digunakan untuk memperoleh siyarat keluaran yang baik pada osiloskop.
, dimana adalah frekuensi yang digunakan dalam signal generator dan adalah waktu yang digunakan untuk memperoleh siyarat keluaran yang baik pada osiloskop.
-
Kapasitansi
kapasitor yang digunakan pada rangkaian osilator berbanding lurus dengan frekuensi
osilasi yang dihasilkannya.
-
Adanya
distorsi harmonik adalah salah satu persyaratan utama bagi osilator gelombang
sinus.
V.2
Kritik dan Saran
V.2.1
Laboratorium Elektronika dan Instrumentasi
Kritik
dan saran untuk laboratorium elektronika dan instrumentasi, yaitu:
-
Alat
dan bahan praktikum sudah cukup banyak, akan tetapi sebaiknya perlu ditambah
lagi.
-
Alat
yang tidak dapat berfungsi dengan baik sebaiknya diperbaiki atau diganti.
V.2.2.
Asisten
Kritik dan saran untuk asisten yaitu :
-
Sikap
asisten sudah cukup baik dalam membimbing praktikan selama praktikum
berlangsung, akan tetapi perlu ditingkatkan lagi.
-
Banyak
pengetahuan yang sudah terlupakan, tapi diingatkan kembali oleh asisten, saya
mengucapkan banyak terima kasih.
DAFTAR
PUSTAKA
Adibaduts.
2009. Elektronika. http://adibaduts.wordpress.com/elektronika/.
Diakses pada 18 April 2012. Makassar.
Chanshue. 2010.
Rangkaian Osilator. http://chanshue.wordpress.com/2010/04/15/
rangkaian-osilator/. Diakses pada 17 April 2012. Makassar.
Malang,
Telkompoltek. 2010. Osilator Armstrong.
http://elkakom.telkompoltek. net / 2010/07/osilator-armstrong.html.
Diakses pada 17 April 2012. Makassar.
Sabrina,
Abi. 2010. Osilator. http://abisabrina.wordpress.com/category/ elektronika-dasar/page/3/. Diakses
pada 17 April 2012. Makassar.
yuhuuu...bermanfaat sekali
BalasHapusalat cuci ultrasonic