Laser ternyata
berpotensi digunakan untuk menciptakan hujan. Hal ini diungkapkan oleh Jerome
Kasparian, fisikawan dari University of Geneva. Dengan hasil penelitian ini,
daerah kering bisa berharap hujan lebih dan ilmuwan pun mendapat teknik
baru membuat hujan yang lebih efektif dari teknik modifikasi iklim.
Dalam penelitiannya,
Kasparian menggunakan laser untuk mengontrol kelembaban. Ilmuwan menemukan
bahwa laser bisa memicu tumbuhnya tetesan air hujan pada kelembaban lebih
rendah, sekitar 70 persen. “Pada kelembaban tersebut, kondensasi tidak terjadi
dalam kodisi natural, di mana dibutuhkan kelembaban 100 persen,” kata
Kasparian.
Rahasia kerja laser
adalah pada kemampuan sinarnya membentuk senyawa asam nitrat di
udara. Asam nitrat bisa menjadi “biji” awan, memilih untuk
berasosiasi dengan air, bertindak seperti lem sehingga membentuk kumpulan
air dalam kondisi yang relatif kering, di mana air mengalami evaporasi.
Untuk bisa diaplikasikan
sebagai pencipta hujan, masih perlu beberapa pengembangan. Kasparian mengakui
bahwa laser memang bisa menumbuhkan partikel berair. “Namun, saat ini ukurannya
terbatas, hanya beberapa mikron. Butuh 10 sampai 100 kali lebih besar untuk
memproduksi hujan yang sebenarnya,” kata Kasparian.
Asalkan syarat tersebut
bisa dipenuhi, penciptaan hujan dengan laser tak akan terlampau sulit. Tak
perlu juga sistem laser udara. “Tipe laser yang digunakan selama ini bisa
mencapai jarak kerja beberapa kilometer, jadi atmosfer bisa diaktifkan dengan ground based
laser,” kata Kasparian seperti dikutip Foxnews, Selasa (30/8/2011).
Menurut Kasparian,
kombinasi antara teknik laser dan teknik modifikasi cuaca seperti dengan perak
iodidan dan dru ice tidak diperlukan. Langkah itu, menurutnya, justru akan
kontraproduktif. Partikel akan berkompetisi untuk terkondensasi dan hasilnya tetesan
air terlalu kecil, tak cukup untuk menjadi tetesan hujan.
Satu masalah terkait
kontrol cuaca seperti dengan laser adalah, akankah penciptaan kelembaban di
satu tempatakan mencuri kelembaban di tempat lain.
Menanggapi hal ini, Kasparian mengatakan, “Laser hanya memungkinkan kondensasi
bagian kecil dari kelembaban di udara.” Jadi, risikonya tak terlampau serius.
Penemuan Kasparian ini dipublikasikan di Nature Communication, 30
Agustus 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar