Rabu, 01 Mei 2013
Rabu, 03 April 2013
MRI (Magnetic Resonance Imaging)
Sejarah MRI
Penemuan
MRI merupakan terobosan yang sangat penting dalam kedokteran modern yang
ditemukan oleh dr. Raymond Damadian dan Sejawatnya Minkoff dan Goldsmith pada
tanggal 3 Juli 1977 yang menandai tonggak sejarah pemeriksaan MRI pertama pada
manusia setelah dilakukan penelitian selama 7 tahun.
Awalny
Pada tahun 1946, Felix Bloch dan Purcell mengemukakan teori bahwa inti atom
bersifat sebagai magnet kecil dan inti atom membuat spinning dan processing.
Dari hasil penemuan kedua orang tersebut maka lahirlah alat Nuclear Magnetic
Resonance (NMR) Spectrometer yang penggunaanya terbatas pada kimia saja.
Setelah
lebih dari sepuluh tahun, Raymond Damian bekerja dengan alat NMR Spectrometer
maka pada tahun 1971 ia menggunakan alat tersebut untuk pemeriksaan pasien. Pada
tahun 1979, The University of Nottingham Group memproduksi gambaran potongan
coronal dan sagittal (disamping potongan aksial) dengan NMR selanjutnya karena
kekaburan istilah yang digunakan untuk alat NMR dan dibagian apa sebaiknya NMR
diletakkan maka atas saran dari AMERICAN COLLEGE of RADIOLOGI (1984), NMR
diubah menjadi Magnetik Resonance Imaging (MRI) dan diletakkan dibagian
Radiologi. Seperti namnaya Magnetic Resonance Imaging maka MRI terdiri atas 2
bagian pembahasan yaitu Magnet dan Resonansi namun komponen sistem yang
paling banyak adalah magnet. MRI menggunakan 0,5 T sampai 2 T (5.000-20.000
gauss).
ü Pengertian MRI
MRI
(Magnetic Resonance Imaging) adalah Suatu alat diagnostik mutakhir pada suatu
metode pemeriksaan dan mendeteksi tubuh dengan menggunakan medan magnet dengan
kekuatan tinggi dan gelombang frekuensi radio untuk mendapatkan gambar secara
detail dari bagian tubuh tanpa operasi, tanpa menggunakan sinar X atau bahan
radioaktif. MRI juga merupakan metode rutin yang dipakai dalam diagnosis medis
karena menghasilkan gambar yang sangat jelas dari bagian tubuh khususnya
jaringan lunak dalam tubuh dan pembuluh darah sehingga hasilnya sangat akurat.
Selain
itu, MRI dapat digunakan untuk menghasilkan gambar organ dalam pada organisme
hidup dan juga untuk menemukan jumlah kandungan air dalam struktur geologi.
Selain itu bisa digunakan untuk menggambarkan secara patologi atau perubahan
fisiologi otot hidup dan juga memperkirakan ketelusan batu pada hisrokarbon.
Secara
garis besar instrumen MRI terdiri dari:
a. Sistem magnet yang
berfungsi membentuk medan magnet
b. Sistem pencitraan
berfungsi membentuk citra yang terdiri dari 3 buah kumparan koil, yakni:
1. Gradien koil X untuk
membuat citra potongan sagital
2. Garadien koil Y untuk
membuat citra potongan kooronal
3. Gradien Z untuk membuat
citra potongan aksial
Bila gradien koil X, Y, Z
bekerja secara bersamaan maka terbentuk potongan oblik
c. Sistem frekuensi radio
berfungsi membangkitkan dan memberikan radio frekuensi serta mendeteksi sinyal.
d. Sistem komputer berfungsi
untuk membangkitkan urutan pulsa, mengontrol semua komponen alat MRI dan
menyimpan memori beberapa citar. Sistem pencetakan citra, berfungsi untuk
mencetak gambar pada film Rontgen atau untuk menyimpan citra.
ü Manfaat MRI
1. Mendeteksi kelainan otak
dan syaraf tulang belakang
2. Mendeteksi dini dari
kasus-kasus Stroke
3. Mendeteksi kelainan otot,
sendi dan sumsum tulang belakang
4. Mendeteksi kelainan
organ-organ reproduksi wanita
5. Pemeriksaan saluran empedu
(MRCP)
6. Pemeriksaan pembuluh darah
(MRA)
ü Macam-macam MRI
· MRI ditinjau dari
tipenya:
a. MRI yang memiliki
kerangka terbuka (open gantry) dengan ruang luas
b. MRI yang memiliki kerangka
(gantry) biasa yang berlorong sempit
· MRI ditinjau dari
kekuatan magnetnya:
a. MRI Tesla tinggi
(High Field Tesla) memiliki kekuatan diatas 1-1,5T
b. MRI Tesla sedang (Medium
Field Tesla) memiliki kekuatan 0,5-1T
c. MRI Tesla rendah
(Low Field Tesla) memiliki kekuatan dibawah 0,5T
Para
peneliti menyarankan agar suatu rumah sakit memilih MRI yang mempunyai tesla
tinggi karena alat tersebut dapat digunakan untuk teknik Fast Scan yaitu suatu
teknik yang memungkinkan 1 gambar irisan penampang dibuat dalam hitungan detik
sehingga dapat dibuat banyak irisin penampang yang bervariasi dalam waktu yang
singkat. Dengan banyaknya variasi gambar tersebut menghasilkan suatu lesi
menjadi lebih spesifik.
ü Prinsip Dasar MRI
Alat
MRI ini berupa suatu tabung berbentuk bulat dari magnet yang besar. Lalu
penderita berbaring ditempat tidur yang dapat digerakkan ke dalam (medan)
magnet. Magnet akan menciptakan medan magnetik yang kuat lewat penggabungan
proton-proton atom hidrogen dan dipaparkan pada gelombang radio. Ini akan
menggerakkan proton-proton dalam tubuh dan menghasilkan sinyal yang diterima
akan diproses oleh komputer guna menghasilkan gambaran struktur tubuh yang
diperiksa.
Struktur
atom hidrogen dalam tubuh manusia saat diluar medan magnet mempunyai arah yang
acak dan tidak membentuk keseimbangan. Kemudian saat diletakkan dalam alat MRI
(gantry), maka atom hidrogen akan sejajar dengan arah medan magnet. Saat
diberikan frekuensi radio, maka atom hidrogen akan mengabsorpsi energi dari
frekuensi radio tersebut. Akibatnya dengan bertambahnya energi, atom hidrogen
akan mengalami pembelokan sedangkan besarnya pembelokan arah dipengaruhi oleh
besar dan lamanya energi radio frekuensi yang diberikan. Sewaktu radio
frekuensi dihentikan maka atom hidrogen akan sejajar kembali dengan arah medan
magnet. Pada saat kembali inilah, atom hidrogen akan memancarkan energi yang
dimilikinya. Kemudian energi yang berupa sinyal tersebut dideteksi dengan
detektor yang khusus dan diperkuat. Selanjutnya komputer akan mengolah dan
merekonstruksi citra berdasarkan sinyal yang diperoleh dari berbagai irisan.
Untuk
menghasilkan gambaran MRI yang berkualitas tinggi sebaiknya harus
memperhitungkan hal-hal yang berkaitan dengan teknik penggambaran MRI, antara
lain:
a. Persiapan pasien serta
teknik pemeriksaan pasien yang baik
b. Kontras yang sesuai dengan
tujuan pemeriksaannya
c. Artefak pada gambar dan
cara mengatasinya
d. Tindakan penyelamatan
terhadap keadaan darurat
v Persiapan
pemeriksaan MRI:
1. Pasien tetap boleh
melakukan aktivitas rutin serta makan dan minum obat seperti biasa
2. Khusus untuk pemeriksaan
saluran empedu (MRCP), pasien perlu berpuasa selama 6 jam sebelum pemeriksaan
3. Pasien diminta untuk
melepas semua barang-barang yang terbuat dari logam maupun elektronik seperti:
perhiasan, jam tangan, kacamata, gigi palsu, alat bantu dengar, handphone,
kartu kredit, kartu ATM, dompet dan yang lainnya karena barang-barang tersebut
dapat menginterferensi gambar yang terjadi sehingga dapat mempengaruhi hasil
MRI. Selain itu, medan magnet yang dipancarkan oleh alat MRI dapat merusak
barang-barang yang terbuat dari elektronikk
v Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam pemeriksaan MRI:
1. Pemeriksaan MRI, tidak
boleh dilakukan pada wanita yang hamil muda (trisemester II), pengguna pace
maker, pengguna klip pembuluh darah dan bersifat ferromagnetis (bahan yang
tertarik oleh magnit) dan pengguna benda asiing logam pada seluruh bagian
tubuh.
2. Pasien memberikan
informasi kepada petugas sebelum dilakukan pemeriksaan
v Proses pemeriksaan
MRI:
1. Pasien berbaring
terlentang dengan posisi kedua tangan disamping badan
2. Meja MRI akan bergerak
maju kedalam posisi medan magnet yang tepat
3. Pasien akan mendengar suara
dari gelombang radio frekuensi seperti suara ketukan selama jalnnya pemeriksaan
4. Selama pemeriksaan MRI,
pasien akan selalu dibawah pengawasan petugas dan dapat langsung berkomunikasi
dengan petugas MRI
5. Pasien akan diberi bel
tangan dan dapat ditekan untuk memanggil petugas MRI atau mengalami kondisi
yang kurang nyaman
6. Pada umumnya, pemeriksaan
MRI membutuhkan waktu sekitar 40 menit
7. Setelah pemeriksaan MRI
selesai, pasien dapat melakukan aktivitas normal seperti biasa.
v Cara Kerja MRI
1. Pertama, putaran nukleus
atom molekul otot diselarikan dengan menggunakan medan magnet yang berkekuatan
tinggi.
2. Kemudian, denyut/pulsa
frekuensi radio dikenakan pada tingkat menengak kepada garis medan magnet agar
sebagian nuklei hidrogen bertukar arah
3. Selepas itu, frekuensi
radioo akan dimatikan menyebabkan nuklei berganti pada konfigurasi awl. Ketika
ini terjadi, tenaga frekuensi radio dibebaskan yang dapat ditemukan oleh
gegelung yang mengelilingi pasien
4. Sinyal ini dicatat dan
data yang dihasilkan diproses oleh komputer untuk menghasilkan gambar otot
Dengan
ini, ciri-ciri anatomi yang jelas dapat dihasilkan. Pada pengobatan, MRI
digunakan untuk membedakan otot patologi seperti tumor otak dibandingkan otot
normal.
Teknik
ini bergantung kepada ciri tenang nuklei hidrogen yang dirangsang menggunakan
magnet dalam air. Bahan contoh ditunjukkan seketika pada tenaga radio
frekuensi, yang dengan kehadiran medan megnet, membuatkan nuklei dalam keadaan
bertenaga tinggi. Ketika molekul kembali menurun kepada normal, tenaga akan
dibebaskan ke sekitarnya, melalui proses yang dikenal sebagai relaksasi.
Molekul bebas menurun pada ambang normal, tenang lebih pantas. Perbedaan antara
kadar tenang merupakan asas gambar MRI--sebagai contoh, molekul air dalam darah
bebas untuk tenang lebih pantas, dengan itu, tenang pada kadar berbeda
berbanding molekul air dalam otot lain.
MRI
menerapkan getaran RF (Radio Frequency) hidrogen. Getaran tersebut langsung
mengenai tubuh pasien. Getaran tersebut menyebabkan proton yang ada pada tubuh
pasien diserab yang menghasilkan energi untuk membuatnya berputar (spin) dan
precess (pergerakan lambat pada bagian axis) pada arah yang berbeda-beda.
Bagian ini disebut dengan “resonance” atau resonansi. Proton yang menyebabkan
hal itu terjadi apabila terdapat satu atau dua juta proton yang berbeda.
Sehingga menghasilkan frekuensi resonansi yang disebut juga dengan “Larmour
Frequency“. Lalu dihitung berdasarkan sebagian jaringan yang telah diambil dan
berdasarkan kekuatan medan magnet pada bagian yang akan didiagnosa.
Getaran
RF biasanya diterapkan menggunakan coil. Coil ini mempunyai berbagai macam
jenis sesuai dengan digunakan untuk apa MRI tersebut. Misalnya untuk: kaki,
bahu, kepala, persendian, leher dan lainnya. Pada saat yang bersamaan juga
magnet bekerja. Magnet pada MRI mempunyai 3 tipe. yaitu:
• Resistive magnets yang
terdiri atas banyak coil yang membungkus silinder dan dilewatkan dengan arus
listrik. Hal ini menyebabkan terjadinya medan magnet, jika listrik mati, maka
magnet juga tidak aktif. Membutuhkan 50 KW dan menghasilkan 0,3 tesla.
• Permanent magnet
merupakan magnet yang permanen dan ukurannya besar dengan berat yang mencapai
ribuan kilogram (7.711kg - 4.400 kg) dan menghasilkan 0.4 tesla.
• Superconducting magnets
biasanya jarang digunakan. Mirip dengan resistive magnet - dimana coil yang
dialiri listrik ini diselubungi oleh cairan helium yang sangat dingin yaitu
452.4 derajat dibawah nol. Sehingga tabung MRI sangat dingin, namun hal
tersebut dilapisi kembali dengan vacumm flask. Menghasilkan 0.5-tesla sampai
2.0-tesla, dan menghasilkan kualitas image yang sangat baik.
Kemudian hasilnya disebut
dengan “slice” ataupun potongan-potongan. Besarnya hanya beberapa milimeter
saja dan hasilnya sangatlah presisi. Mesin ini akan secara otomatis mengambil
gambar perbagian dari tubuh pasien yang akan didiagnosa.
Saat
getaran RF dimatikan, proton hidrogen menjadi lambat kembali kebentuk awalnya
yang menyebabkan terjadinya pelepasan energi, sehingga kemudian proton tersebut
ditanggap oleh medan magnetik. Setelah itu mengirimkannya ke coil dan kemudian
mengirimkan sinyal tersebut ke komputer. Data yang diperoleh diproses oleh
komputer dengan menggunakan transformasi Fourier.
ü Kelebihan MRI
MRI
menciptakan gambar yang dapat menunjukkan perbedaan sangat jelas dan lebih
snsitif untuk menilai anatomi jaringan lunak dalam tubuh terutama otak, sumsum
tulang belakang dan susunan saraf dibandingkan dengan pemeriksan X-ray biasa.
Selain itu, jaringan lunak dalam susunan muskuloskeletal seperti otot, ligamen,
tendon, tulang rawan, ruang sendi seperti cedera pada lutut dapat dievaluasi
dengan baik menggunakan MRI. Beberapa faktor kelebihan lainnya yang dimiliki
terutama kemampuannya membuat potongan koronal, sagital, aksial, dan oblik
tanpa banyak memanipulasi posisi tubuh pasien sehingga sangat sesuai untuk
diagnostik jaringan lunak. Selain itu, ada beberapa kelebihan MRI dibandingkan
dengan pemeriksaan melalui CT-Scan yakni:
1. MRI lebih unggul untuk
mendetaksi beberapa kelainan pada jaringan lunak seperti otak, sumsum tulang
serta muskuloskeletal
2. Mampu memberi gambaran
detail anatomi dengan lebih jelas
3. Mampu melakukan
pemeriksaan fungsional seperti pemeriksaan difusi, perfusi dan spektroskopi
yang tidak dapat dilakukan dengan CT-Scan
4. Mampu membuat gambaran
potongan melintang, tegak, dan miring tanpa merubah posisi pasien
5. MRI tidak menggunakan
radiasi pengion
ü Artefak pada MRI
dan Upaya Mengatasinya
Artefak
adalah kesalahan yang terjadi pada gambar yang menurut jenisnya dapat terdiri
dari kesalahan geometrik, kesalahan algoritma, dan kesalahan pengukuran
atenuasi. Sedangkan menurut penyebabnya terdiri dari
- Artefak yang disebabkan oleh pergerakan physologi karena gerakan
jantung, gerakan pernafasan, gerakan darah dan cairan cerebrospinal,
gerakan yang terjadi secara tidak periodik seperti gerakan menelan,
berkedip dan lain-lain.
- Artefak yang terjadi karena perubahan kimia dan pengaruh magnet
- Artefak yang terjadi karena letak gambaran tidak pada tempat yang
seharusnya.
- Artefak yang terjadi akibat dari data pada gambaran yang tidak lengkap
- Artefak sistem pennampilan yang terjadi misalnya karena perubahan
bentuk gambaran akibat faktor kesalahan geometri, kebocoran dari tabir
radio frekuensi.
Akibat
adanya artefak-artefak tersebut pada gambaran akan tampak: gambaran kabur,
tidak bersih, bergaris-garis miring dan tidak beraturan.
Upaya
untuk mengatasi timbulnya artefak pada gambar MRI antara lain dilakukan dengan
cara saat pemotretan dibuat secepat mungkin memeriksa keutuhan tabir pelindung
radio frekuensi, menanggalkan benda-benda yang bersifat ferromagnetik bila
memungkinkan dan perlu kerja sama yang baik dengan pasien.
ü Tindakan yang
Perlu Dilakukan Bila Terjadi Kecelakaan
Ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kaitannya dengan kecelakaan selama
pemeriksaan MRI. Bila terjadi keadaan gawat pada pasien, segera menghentikan
pemeriksaan dengan menekan tombol ABORT dan pasien segera dikeluarkan dari
pesawar MRI dengan menarik meja pemeriksaan dan segera berikan pertolongan dan
apabila tindakan selanjutnya memerlukan alat medis yang bersifat ferromagnetik
harus dilakukan diluar ruang pemeriksaan.
Seandainya
terjadi kebocoranHelium, yang ditandai dengan bunyi alarm dari sensor oxigen,
tekanlah EMERGENCY SWITCH dan segera membawa pasien ke luar ruang pemeriksaan
serta buka pintu ruang pemeriksaan agar terjadi pertukaran udara karena pada
saat itu ruang kekurangan oksigen,
Apabila
terjadi pemadaman yakni hilangnya sifat medan magnet yang kuat pada gentry
secara tiba-tiba maka tindakan yang perlu dilakukan buka pintu ruangan
lebar-;ebar agar terjadi pertukaran udara dan pasien segera dibawa keluar ruang
pemeriksaan. Hal yang perlu dilakukan karena pemadaman ini menyebabkan terjadinya
penguapan helium sehingga tercemar gas helium.
Selama
pemeriksaan MRI untuk ana kecil atau bayi sebaiknya ada keluarga yang menunggu
didalam ruang pemeriksaan.
ü Aplikasi MRI
MRI
cocok untuk mendiagnosis pengerasan otak atau sumsum tulang belakang (multiple
sclerosis, penyakit saraf yang dikarakterisasi oleh gangguan berbicara, tidak
ada koordinasi otot, lemah, dan gerakan bola mata tak terkendali), tumor-tumor
(dikelenjar pituitari dan otak), infeksi-infeksi (diotak, tulang belakang dan
persendian), radang tendon dan stroke pada tahap paling awal.
Selain
itu dapat “melihat” cairan sendi (pada pergelangan tangan, lutut, dan
pergelangan kaki) maupun luka pada bahu. Massa jaringan lunak tubuh, tumor
tulang dan kista tulang belakang juga mudah dievaluasi dengan MRI. Dan aplikasi
MRI pada penyakit antara lain:
- Kanker pada Payudara
Kanker
adalah pertumbuhan yang tidak normal (tidak terkontrol) yang terkadang
terlihat seperti benjolan. Dalam keadaan normal, sel membelah sesuai dengan
kebutuhan namun pada penderita kanker, sel bermutasi tidak terkontrol dan
mendesak sel-sel sehat. Keganasannya bertambah saat sel membelah setiap
minggunya. Oleh karena itu diperlukan alat yang dapat mendeteksi sedini mungkin
untuk memeriksakannya.
Kanker
payudara sendiri merupakan tumor ganas yang tumbuh dalam jaringan payudara.
Kanker pada payudara ini dapat tumbuh dalam kelenjar susu, saluran susu,
jaringan lemak maupun jaringan ikat pada payudara. Sehingga Fungsi MRI pada
kanker payudara sangat penting dalam melengkapi skrining dan diagnostik yang
telah dilakukan dan bukan sebagai penggantinya karena teknik MRI ini dapat
terlihat struktur, bentuk dan komposisinya. Selain itu juga dapat mendeteksi
secara dini sel-sel abnormal pada bagian payudara yang sulit dideteksi oleh
mamografy dan USG sehingga dapat ditangani dengan cepat dan tidak menyebar
ketubuh yang lain seperti yang di katakan oleh Kepala Radiologi dari RS Gading
Pluit DR Tjondro Setiawan, Sp Rad. Guideline baru tersebut juga memberikan
petunjuk lanjutan tentang penggunaan MRI payudara yang merupakan alat relatif
baru. Namun yang perlu diperhatikan yakni harus disuntikkan agen kontras
sebelum dan sesudah dilakukan MRI agar upaya untuk meningkatkan detail gambar
informasi mengenai fungsi jaringan.
“Kebijakan
tentang penggunaan teknologi yang penting namun tergolong mahal harus
didasarkan pada bukti bahwa alat tersebut memberikan keuntungan yang dapat
terukur pada pasien” kata Dr. Benjamin Anderson seorang profesor bedah di
Uiversity of Washington yang menjadikan MRI pilihan utama yang digunakan pada
kondisi tertentu seperti ketika ingin mendapatkan gambaran visual terhadap
dugaan kanker payudara yang dijadikan rekomendari sebelum dilakukan operasi
payudara.
2. Gangguan pada otak
Mri
dapat menggambarkan secara rinci pada bagian otak dan saraf tulang belakang.
Seperti telah diketahui bahwa hampir semua gangguan otak terjadi akibat
perubahan kandungan air. Perbedaan kandungan air ini kurang dari satu persen
cukup untuk mendeteksi perubahan patologi. MRI dilakukan sebelum melakukan
operasi pembedahan misalnya operasi bedah mikro otak dalam menangani penyakit
parkinson dan dalam kasus operasi pengangkatan tumor.
- Sakit punggung bagian bawah
MRImampu
membedakan antara sakit otot dan sakit yang disebabkan tekanan pada saraf atau
urat saraf tulang belakang. Sejak MRI menghasilkan gambar 3D rinci, teknik ini
mampu memberi informasi yang jelas dimana luka terlokalisasi. Informasi ini
sangat berharga sebelum melakukan operasi pembedahan.
4.
Menganalisis autisme melalui MRI
Baru-baru
ini, beberapa peneliti medis dari University of Utah melakukan penelitian MRI
untuk mendiagnosa pada autisme dan menghasilkan hasil yang mengejutkan dimana
alat ini bisa dipergunakan dalam membayangkan struktur internal dan fungsi
kedalaman yang dibatasi dari otak pada penderita autisme (gejala yang
dikonfirmasi sebagian besar untuk anak-anak dibawah umur tiga tahun) melalui
gangguan saraf dan menunjukkan tanda-tanda komunikasi sosial melemah dan
hubungan oleh perilaku dikontrol atau monoton.
Para
peneliti ini menggunakan MRI guna mengenali daerah otak pederita autisme dan
menemukan belahan otak(kiri dan kanan) dari otak yang terkena dampak ‘autis’
(anak-anak pada umumnya) tidak sesuai secara baik satu dengan yang lainnya.
Sehingga apabila sedini mungkin sudah ditemukan adanya kelinan ini, para medis
dapat menata sambungan dari kedua belahan dari ujung yang satu dengan yang lain
pada penderita autis. Setelah melakukan penyambunga ini, peneliti dapat mencoba
membayangkan lebih lanjut tentang perbedaan yang bisa diidentifikasi dengan
memeriksa daerah otak untuk mengetahui lebih banyak bagaimana berkomuniksi
bersama dan mencoba menilai pengaturan mendalam massa putih menghubungkan otak
yang berbeda untuk mengenal lebih dengan autis dan dapat memberikan obat dan
perawatan untuk orang-orang autis dari kelompok umur.
Selasa, 19 Maret 2013
SEPUTAR KEDOKTERAN NUKLIR
KEDOKTERAN NUKLIR
Adalah cabng ilmu kedktran yg mnggunakan smbr radisi trbka utk mmpljari
fisiologi n anatomi srta mlekkkan diagnosa & terapi
Atom : bgn terkcil dari unsur
Unsur : bag trkcol dr olekul
Inti atom : trddri dari Proton Neutron
No Atom (z) : jmlh e pd atom (jmlh proton pd inti atom)
No massa (A) : jml Proton + Neutron
Isotop : No atom sama, No masa beda
Isobar : No Massa sam, No atom beda
Isoton : jmlah neutron sama
Isomer : mempunyai nomor, masa dan jmlah neutron sama tapi tingkt energinya berbeda.
Aktifitas : jmlah diistegrasi per detik, satuan Baquerel (Bq),curie(CI)= 3,7x1010
Waktu paroh : wkt yg dprlukan olh zat rdioaktif utk mluruh mnjad separuh dr semula.
Pemanfaatan Radioaktif
- distribusi umum (imaging) dan penngunaan In Vivo
- laju perubahan dlm distrinbusi/ studi alirn organ (organ flow studies)
- studi fungsi organ utk mengukur krja/fungsi orgn
- mengetahui letak suatu organ
- akumulasi abnormal rdioisotop dalam tbuh
- informasi pasien melalui pmx In Vitro
Teknik pmx :
- statik : pmx Kn setelh radioisotp terakumulasi pd organ yang sdng dipelajari ex. Tiroid up take 24 hours
- Dinamik : pmx KN dilakukan mulai prtama kali radioisotop masuk ke tubuh sampai batas waktu yang ditetapkan contoh : Renogram
DETEKTOR SINTILASI
Sintilasi : berpendar/berkedip/menimbulkan cahaya, contoh : TV, Osiloskop, Luminesensi, Fluorosensi, Mis: glow
in the dark
Detektor Sintilasi: Detektor radiasi selalu menggunakan bahan, yang jika ditembus radiasi akan mengeluarkan cahaya.
Interaksi radiasi (sinar gamma) dgn materi:
> Penetrasi (paling aman)
> Scattering (hamburan)
> Efek foto listrik (ionisasi)
> Efek Compton (ionisasi)
> Pair Production (produksi pasangan)
> Triplet Production(produksi 3 partikel)
> Disintegrasi inti atom
Bahan Sintilasi
> BAHAN CAIR: mendekteksi energi
rendah
> Umumnya bahan kimia organik
2-phenyl-5-(4- biphenyl)- oxazole : PBO
2-phenyl-5-(4-biphenyl)-1,3,4 oxadiazole :
PBD
1,4 – di-(2-(5_phenyloxasolyl)- benzene :
POPOP
> BAHAN PADAT (KRISTAL):
energi tinggi
> Mendeteksi Proton :ZnS(Ag)
> Mendeteksi sinarGamma: Cs J (Tl)
atau Na I (Tl)
KAMERA GAMMA
Bagian detektor :
Kollimator
> Fungsi: hanya
mendeteksi sinar gamma yg sejajar kolimator atau tegak lurus kristal (membatasi foton yg akan dideteksi)
> Material : Pb
> Macam :
Pararel hole (sejajar),
Converging (Organkecil, permukaan
Krista lbesar)
Diverging (Organ besar permukaan
kristal kecil) à mobile kamera
> Pengelompokan:
Low energy (80 – 150 kev)
Medium energy(150 - 300kev): Tc-99m
High energy (300 – 400 kev): I -131
Kristal
> Bahan: NaI (Tl), Tl
menyebabkan NaI berkelip pada suhu ruangan, sangat Higroskopis
> Fungsi: mengubah sinar
gamma menjadi cahaya (sintilasi)
> Panjang gelombang
cahaya: 3500-5700 Å
> Tebal kristal:13 mm,
9,5 mm, 5 cm
> Kedap cahaya
> Terdapat reflector
(cermin)
Light Guide
> Pemandu cahaya
> Bahan: minyak silikon
> Fungsi: mengarahkan
cahaya dari kristal
menuju PMT
Photo Multiplier Tube (Pmt)
> Fungsi: Pelipatgandaanfoton (elektron)
> Prinsip kerja: adanya
beda potensial (tegangan) yang bertingkat pada dynode
> Photokatoda: mengubahcahaya menjadi
elektron (foto elektron)
> Dynode: menarikelektron, sekaligus
pelipatganda elektron
> Focus grid: mefokuskan elektron pada dynode
> Collector (Anode):mengumpulkan
elektronà muatan/ aruslistrik
Sistem Prosesor
- Preamplifier, merubah muatan listrik dari PMT menjadi pulsa denganamplitude proporsional terhadap energi cahaya yang diserap oleh PMT
- Amplifier, menguatkan tinggi pulsa
- Pulsa High Analyzer (PHA),
menentukan apakah pulsa yang dihasilkan amplifier berada pada daerah-daerah jendela (energy window)
Image Correction Processor
Rangaian elektronik yang berfungsi untuk memproses lebih lanjut pulsa dari PHA untuk diubah menjadi image/gambar/sintigraf
RADIOFARMAKA
Adlh : sediaan farmasi brupa snyw kmia yg mngndng radioisotop dlm struktrnya, dignkn utk tjuan diagnstik n terapi dlm KN
SARAT RADIOFARMAKA:
- Murni satu radionuklida saj
- Murni scra radiokimia
- Stabil dala bntk senyawanya
- Pmancr sinar gamma, energi tunggal, energi antara 100-400keV,waktu paroh pndek
- Radioaktifitas rendah, bebn rdissi kecil
- Ekonomis, terjngkau, dpt diproduksi
LABELLING
> Proses pemberian tanda radioisotop terhadap kit / imaging agent, sehingga menjadi suatu senyawa radiofarmaka yang siap untuk pemeriksaan / terapi
KIT / IMAGING AGENT
> DTPA: Diethylene Triamine Penta Acetic Acid > Brain, kidney
>HIDA: Hydroxy Imino Di – Acetate > hepatobiliri
>HAS: Human Serum Albumin (heart blood pool)
>MDP: Metilen Di Phosphonate (Skeleton)
>MAA: Macro Aggregated Albumin (Lungs)
>TSC: Technetium Sulfur Colloid (retikuloendothelial system)
>HEDSPA: Hydroxy Ethylidene (Skeleton)
PRODUKSI BATAN
> Generator : 99m Tc
> Thallium 201 Tl Chlorida
> Gallium 67 Ga Citrate
> Hippuran 131 I
> Natrium Iodida: Na 131 I
PEMANFAATAN RADIOFARMAKA
> In Vivo (masuk ke tubuh manusia)
> Organ flow studies (perfusi)
> Organ function studies (Fungsi organ)
> Localization of an organ (lokasi organ)
> Abnormal accumulation (tumor,
metastase)
> In Vitro (tes pada cuplikan / sampel)
In Vivo
> Otak: 99m Tc Sn DTPA
> Liver: 99m Tc sulfur colloid, 99m Tc HIDA, I 131
> Lung: gas Xenon Xe133, gas Krypton 81m Kr)
> Kidney: Tc 99m, Hg197, I 131
> Bone: 99m Tc polyphoshates
> Pancreas: Selenium Se 75
> ParaThyroid:Selenium Se 75
> Marrow (sumsum): 99m Tc sulfur colloid, In 111
> Spleen (limpa): 99m Tc sulfur colloid, Cr 51
> Heart (hati): Thallium Chloride Tl 201
> Cairan otak: Yb 169 DTPA
> Sistem limpatik: 99m Tc sulfur colloid
> Placenta: I 131 human serum albumin
: 99m Tc albumin
Flow Studies (Metabolisme)
> Otak: 99m Tc Sn DTPA,
99m Tc gluceptate sodium
> Liver: 99m Tc sulfur colloid, 99m Tc HIDA
> Lung: 99m Tc albumin
> Kidney: 99m Tc Sn DTPA
> Thyroid: 99m Tc
> Heart: 99m Tc sodium
> Placenta: 99m Tc albumin
Fungsi Organ
> Thyroid: Sodium Iodide 131 I
Sodium pertechnetate 99m Tc
> Kidney: 131 I Hippuran
> Liver: Rose bengal 131 I, 99m Tc HIDA
> Lung: gas Xenon Xe133
> Brain: gas Xenon Xe133
> Heart: 99m Tc sel darah merah / Albumin
Lokasi Organ
>Letakplacenta: human serum albumin 131I
:human serum albumin99mTc
> Letak ginjal: 131 I Hippuran
> Pericardial (jantung): albumin 99mTc
> Sub diaphragmatic abscesses: 99mTc
Tumor ~ Metastasis
> Brain: 99mTc, 197 Hg, 67 Ga citrate
> Mediastinum (lung): 67 Ga citrate
> Thyroid: 131 I
> Bone: 99m Tc polyphoshates
> Eye: Larutan Sodium Phosphate 32 P
> Hati: 99m Tc polyphoshates
> Pembuluh darah: Fibrinogen 131 I
> Soft tissues: 67 Ga citrate
In Vitro
> SAMPEL: darah, urine, feces
> Volume darah:
131 I / 125 I serum albumin
51 Cr sel darah merah
> Anemia: Cyanocobalamine 60 Co
> Fungsi pankreas atau malabsorption:
: 131 I / 125 I lemak
> Gastrointestinal: 51 Cr sel darah merah
> Metabolisme Fe: Ferrous 58 Fe citrate
Pemberian dosis:
> Pancreas: 200 μ Ci – 250 μ Ci Se 75
> Limpa: 1 – 2 mCi 99m Tc sulfur colloid
> Liver: 500 μ Ci 99m Tc sulfur colloid
atau 300 μ Ci 131 I Rose Bengal
> Bone: 10 – 15 mCi 99m Tc
polyphoshates
> Lung: 2 mCi 99m Tc MAA
> Thyroid: 1–2 mCi 99m Tc, 200–400 μCi 131 I
> Ginjal: 5 mCi 99m Tc Sn DTPA, 500 μ Ci
> Brain: 15 – 20 m Ci 99m Tc Sn DTPA
Persiapan/Pengukuran Dosis
> Pemilihan radiofarmaka
> Volume: ml atau cc
> Aktivitas total: μ Ci atau m Ci
> Konsentrasi: μCi/ ml atau mCi/ml
> Aktivitas spesifik: μCi/gr atau mCi/gr
> Data dan waktu Aktivitas !!
> Kadaluwarsa
> Informasi
Perhitungan
Knsntrsi =
Total Aktivitas dlm Vial (1 mCi)
Volume Vial (20 ml)
(μCi/ ml atau mCi/ml), mis: 50 μCi/ml
> Diambil 10 ml dengan Syringe
à aktivitas dalam syringe = 500 μCi
Kesimpulan:
> Radiofarmaka dapat dimanfaatkan secara luas untuk mempelajari organ dan sistem metabolisme.
> Persiapan dan perhitungan dosis perlu diperhatikan karena sifat radioisotop yang meluruh.
PRODUKSI RADIONUKLIDA
> Pemilihan Reaksi inti untuk tujuan produksi Radioisotop:
> Jenis nuklida sebagai target
> Penampang lintang reaksi
> Energi partikel penembak
> Tingkat kemurnian radionuklida yg dihasilkan
Siklotron ( Cyclotron)
> Energi ambang reaksi 10 Mev
> Berkas partikel bermuatan hingga 50 MeV
> Intensitas cukup tinggi
> Kekurangan: berkas partikel untuk 1 penyinaran
Tempat Produksi Radionuklida
> Kamar asam biasa (fume hood)
> Ventilated box dgn lubang untuk tangan
à Isotop skala mikro curie
> Glove box dgn tekanan rendah
àPemancar β lemah, C-14 dan S-35
> Glove box dgn remote handling tong
à Pemancar γ
> Master slave manipulator
Reaktor Nuklir
> Keunggulan: memproduksi macam-macam radioisotop secara serentak
> Energi hingga 50 MeV
> Fluks neutron: 10 12 n / cm2 /det
> Ada batang pengendali
> Problem panas yg timbul akibat rekasi nuklir à Sistem pendingin
Generator Product
> Generator Tc 99m
> Waktu paruh Tc-99m : 6,02 jam
> Dari Molibdinum (Mo)
> Perjanjian : Senin jam 9
> Mempunyai waktu dilusi 24 jam
àMilky (pemerah)
SPET(singgle Photon Emition Tomografi ), tknik pengambaran dng memsukkan radisi sinar gama yang diemiskan oleh radionulkida yang dimasukkan ketubuh kemudian dideteksi oleh singgle foton
PET (positrin Emition Tomografi) yaitu teknik dgn menngunakan radionulkida yang mengemisikan positron dimasukkn ke dlam tubuh kemudian dideteksi oleh PET scanner
ECAT (Emition Computerized Axial Tomography) yaitu suatu sistem sofware komputer untuk penggambaran tomografi berdasarkan pada radiasi yang diemisikan dr radionuklida yang dimasukksn ke tbuh.
WORKSTATION KEDOKTERAN
NUKLIR
> Ruang administrasi + ruang tunggu
> Ruang pemeriksaan/konsultasi (poli)
> Laboratorium (hot lab)
> Ruang pemberian radiofarmaka
> Ruang imajing
> Ruang pengolahan limbah
> Ruang penunjang kegiatan (kamar gelap, ruang logistik, ruang karyawan)
> Ruang rawat inap
RUANG ADMINISTRASI
> Informasi (Customer Service)
> Loket penerimaan
> Keuangan
> Jadwal pemeriksaan/program
> Telepon
> Arsip pemeriksaan
> Ruang tunggu nyaman
RUANG PEMERIKSAAN (POLI)
> Tempat tidur pemeriksaan
> Meja kursi
> Papan informasi
> Peralatan medik
HOT LAB
> Design ruangan khusus, dengan memperhatikan faktor keselamatan (kontaminasi) dan kenyamanan (ventilasi, pencahayaan).
> Sebelum ke hot lab, ada ruang dekontaminasi
> Shower, Saluran pembuangan terpisah
> Terhubung langsung dgn ruang pemberian radiofarmaka & pengolahan limbah
RUANG IMAJING
> Dekat dengan ruang pemberian radiofarmaka
> Design ruang memperhatikan faktor keselamatan (kontaminasi)
> Kenyamanan (suhu, pencahayaan)
> Dekat dgn kamar gelap & administrasi
RUANG PENGOLAHAN LIMBAH
> Dekat Hot Lab
> Memperhatikan prinsip “Delay and Decay” (penundaan dan peluruhan)
Contoh: I-131 à 6 x 10 -6 μ Ci /ml
> Paparan < 0.1 mR/jam
RUANG PENUNJANG
> Jauh dari hot lab
> Untuk kenyamanan karyawan
RAWAT INAP
> Memperhatikan faktor keselamatan radiasi dan kenyamanan pasien
> Perawatan pasien tergantung pada kondisi pasien
> Baik untuk pasien rawat jalan dan rawat inap.
KESIMPULAN
> Workstation pelayanan kedokteran nuklir didesain dengan memperhatikan faktor keselamatan dan kenyamanan.
Atom : bgn terkcil dari unsur
Unsur : bag trkcol dr olekul
Inti atom : trddri dari Proton Neutron
No Atom (z) : jmlh e pd atom (jmlh proton pd inti atom)
No massa (A) : jml Proton + Neutron
Isotop : No atom sama, No masa beda
Isobar : No Massa sam, No atom beda
Isoton : jmlah neutron sama
Isomer : mempunyai nomor, masa dan jmlah neutron sama tapi tingkt energinya berbeda.
Aktifitas : jmlah diistegrasi per detik, satuan Baquerel (Bq),curie(CI)= 3,7x1010
Waktu paroh : wkt yg dprlukan olh zat rdioaktif utk mluruh mnjad separuh dr semula.
Pemanfaatan Radioaktif
- distribusi umum (imaging) dan penngunaan In Vivo
- laju perubahan dlm distrinbusi/ studi alirn organ (organ flow studies)
- studi fungsi organ utk mengukur krja/fungsi orgn
- mengetahui letak suatu organ
- akumulasi abnormal rdioisotop dalam tbuh
- informasi pasien melalui pmx In Vitro
Teknik pmx :
- statik : pmx Kn setelh radioisotp terakumulasi pd organ yang sdng dipelajari ex. Tiroid up take 24 hours
- Dinamik : pmx KN dilakukan mulai prtama kali radioisotop masuk ke tubuh sampai batas waktu yang ditetapkan contoh : Renogram
DETEKTOR SINTILASI
Sintilasi : berpendar/berkedip/menimbulkan cahaya, contoh : TV, Osiloskop, Luminesensi, Fluorosensi, Mis: glow
in the dark
Detektor Sintilasi: Detektor radiasi selalu menggunakan bahan, yang jika ditembus radiasi akan mengeluarkan cahaya.
Interaksi radiasi (sinar gamma) dgn materi:
> Penetrasi (paling aman)
> Scattering (hamburan)
> Efek foto listrik (ionisasi)
> Efek Compton (ionisasi)
> Pair Production (produksi pasangan)
> Triplet Production(produksi 3 partikel)
> Disintegrasi inti atom
Bahan Sintilasi
> BAHAN CAIR: mendekteksi energi
rendah
> Umumnya bahan kimia organik
2-phenyl-5-(4- biphenyl)- oxazole : PBO
2-phenyl-5-(4-biphenyl)-1,3,4 oxadiazole :
PBD
1,4 – di-(2-(5_phenyloxasolyl)- benzene :
POPOP
> BAHAN PADAT (KRISTAL):
energi tinggi
> Mendeteksi Proton :ZnS(Ag)
> Mendeteksi sinarGamma: Cs J (Tl)
atau Na I (Tl)
KAMERA GAMMA
Bagian detektor :
Kollimator
> Fungsi: hanya
mendeteksi sinar gamma yg sejajar kolimator atau tegak lurus kristal (membatasi foton yg akan dideteksi)
> Material : Pb
> Macam :
Pararel hole (sejajar),
Converging (Organkecil, permukaan
Krista lbesar)
Diverging (Organ besar permukaan
kristal kecil) à mobile kamera
> Pengelompokan:
Low energy (80 – 150 kev)
Medium energy(150 - 300kev): Tc-99m
High energy (300 – 400 kev): I -131
Kristal
> Bahan: NaI (Tl), Tl
menyebabkan NaI berkelip pada suhu ruangan, sangat Higroskopis
> Fungsi: mengubah sinar
gamma menjadi cahaya (sintilasi)
> Panjang gelombang
cahaya: 3500-5700 Å
> Tebal kristal:13 mm,
9,5 mm, 5 cm
> Kedap cahaya
> Terdapat reflector
(cermin)
Light Guide
> Pemandu cahaya
> Bahan: minyak silikon
> Fungsi: mengarahkan
cahaya dari kristal
menuju PMT
Photo Multiplier Tube (Pmt)
> Fungsi: Pelipatgandaanfoton (elektron)
> Prinsip kerja: adanya
beda potensial (tegangan) yang bertingkat pada dynode
> Photokatoda: mengubahcahaya menjadi
elektron (foto elektron)
> Dynode: menarikelektron, sekaligus
pelipatganda elektron
> Focus grid: mefokuskan elektron pada dynode
> Collector (Anode):mengumpulkan
elektronà muatan/ aruslistrik
Sistem Prosesor
- Preamplifier, merubah muatan listrik dari PMT menjadi pulsa denganamplitude proporsional terhadap energi cahaya yang diserap oleh PMT
- Amplifier, menguatkan tinggi pulsa
- Pulsa High Analyzer (PHA),
menentukan apakah pulsa yang dihasilkan amplifier berada pada daerah-daerah jendela (energy window)
Image Correction Processor
Rangaian elektronik yang berfungsi untuk memproses lebih lanjut pulsa dari PHA untuk diubah menjadi image/gambar/sintigraf
RADIOFARMAKA
Adlh : sediaan farmasi brupa snyw kmia yg mngndng radioisotop dlm struktrnya, dignkn utk tjuan diagnstik n terapi dlm KN
SARAT RADIOFARMAKA:
- Murni satu radionuklida saj
- Murni scra radiokimia
- Stabil dala bntk senyawanya
- Pmancr sinar gamma, energi tunggal, energi antara 100-400keV,waktu paroh pndek
- Radioaktifitas rendah, bebn rdissi kecil
- Ekonomis, terjngkau, dpt diproduksi
LABELLING
> Proses pemberian tanda radioisotop terhadap kit / imaging agent, sehingga menjadi suatu senyawa radiofarmaka yang siap untuk pemeriksaan / terapi
KIT / IMAGING AGENT
> DTPA: Diethylene Triamine Penta Acetic Acid > Brain, kidney
>HIDA: Hydroxy Imino Di – Acetate > hepatobiliri
>HAS: Human Serum Albumin (heart blood pool)
>MDP: Metilen Di Phosphonate (Skeleton)
>MAA: Macro Aggregated Albumin (Lungs)
>TSC: Technetium Sulfur Colloid (retikuloendothelial system)
>HEDSPA: Hydroxy Ethylidene (Skeleton)
PRODUKSI BATAN
> Generator : 99m Tc
> Thallium 201 Tl Chlorida
> Gallium 67 Ga Citrate
> Hippuran 131 I
> Natrium Iodida: Na 131 I
PEMANFAATAN RADIOFARMAKA
> In Vivo (masuk ke tubuh manusia)
> Organ flow studies (perfusi)
> Organ function studies (Fungsi organ)
> Localization of an organ (lokasi organ)
> Abnormal accumulation (tumor,
metastase)
> In Vitro (tes pada cuplikan / sampel)
In Vivo
> Otak: 99m Tc Sn DTPA
> Liver: 99m Tc sulfur colloid, 99m Tc HIDA, I 131
> Lung: gas Xenon Xe133, gas Krypton 81m Kr)
> Kidney: Tc 99m, Hg197, I 131
> Bone: 99m Tc polyphoshates
> Pancreas: Selenium Se 75
> ParaThyroid:Selenium Se 75
> Marrow (sumsum): 99m Tc sulfur colloid, In 111
> Spleen (limpa): 99m Tc sulfur colloid, Cr 51
> Heart (hati): Thallium Chloride Tl 201
> Cairan otak: Yb 169 DTPA
> Sistem limpatik: 99m Tc sulfur colloid
> Placenta: I 131 human serum albumin
: 99m Tc albumin
Flow Studies (Metabolisme)
> Otak: 99m Tc Sn DTPA,
99m Tc gluceptate sodium
> Liver: 99m Tc sulfur colloid, 99m Tc HIDA
> Lung: 99m Tc albumin
> Kidney: 99m Tc Sn DTPA
> Thyroid: 99m Tc
> Heart: 99m Tc sodium
> Placenta: 99m Tc albumin
Fungsi Organ
> Thyroid: Sodium Iodide 131 I
Sodium pertechnetate 99m Tc
> Kidney: 131 I Hippuran
> Liver: Rose bengal 131 I, 99m Tc HIDA
> Lung: gas Xenon Xe133
> Brain: gas Xenon Xe133
> Heart: 99m Tc sel darah merah / Albumin
Lokasi Organ
>Letakplacenta: human serum albumin 131I
:human serum albumin99mTc
> Letak ginjal: 131 I Hippuran
> Pericardial (jantung): albumin 99mTc
> Sub diaphragmatic abscesses: 99mTc
Tumor ~ Metastasis
> Brain: 99mTc, 197 Hg, 67 Ga citrate
> Mediastinum (lung): 67 Ga citrate
> Thyroid: 131 I
> Bone: 99m Tc polyphoshates
> Eye: Larutan Sodium Phosphate 32 P
> Hati: 99m Tc polyphoshates
> Pembuluh darah: Fibrinogen 131 I
> Soft tissues: 67 Ga citrate
In Vitro
> SAMPEL: darah, urine, feces
> Volume darah:
131 I / 125 I serum albumin
51 Cr sel darah merah
> Anemia: Cyanocobalamine 60 Co
> Fungsi pankreas atau malabsorption:
: 131 I / 125 I lemak
> Gastrointestinal: 51 Cr sel darah merah
> Metabolisme Fe: Ferrous 58 Fe citrate
Pemberian dosis:
> Pancreas: 200 μ Ci – 250 μ Ci Se 75
> Limpa: 1 – 2 mCi 99m Tc sulfur colloid
> Liver: 500 μ Ci 99m Tc sulfur colloid
atau 300 μ Ci 131 I Rose Bengal
> Bone: 10 – 15 mCi 99m Tc
polyphoshates
> Lung: 2 mCi 99m Tc MAA
> Thyroid: 1–2 mCi 99m Tc, 200–400 μCi 131 I
> Ginjal: 5 mCi 99m Tc Sn DTPA, 500 μ Ci
> Brain: 15 – 20 m Ci 99m Tc Sn DTPA
Persiapan/Pengukuran Dosis
> Pemilihan radiofarmaka
> Volume: ml atau cc
> Aktivitas total: μ Ci atau m Ci
> Konsentrasi: μCi/ ml atau mCi/ml
> Aktivitas spesifik: μCi/gr atau mCi/gr
> Data dan waktu Aktivitas !!
> Kadaluwarsa
> Informasi
Perhitungan
Knsntrsi =
Total Aktivitas dlm Vial (1 mCi)
Volume Vial (20 ml)
(μCi/ ml atau mCi/ml), mis: 50 μCi/ml
> Diambil 10 ml dengan Syringe
à aktivitas dalam syringe = 500 μCi
Kesimpulan:
> Radiofarmaka dapat dimanfaatkan secara luas untuk mempelajari organ dan sistem metabolisme.
> Persiapan dan perhitungan dosis perlu diperhatikan karena sifat radioisotop yang meluruh.
PRODUKSI RADIONUKLIDA
> Pemilihan Reaksi inti untuk tujuan produksi Radioisotop:
> Jenis nuklida sebagai target
> Penampang lintang reaksi
> Energi partikel penembak
> Tingkat kemurnian radionuklida yg dihasilkan
Siklotron ( Cyclotron)
> Energi ambang reaksi 10 Mev
> Berkas partikel bermuatan hingga 50 MeV
> Intensitas cukup tinggi
> Kekurangan: berkas partikel untuk 1 penyinaran
Tempat Produksi Radionuklida
> Kamar asam biasa (fume hood)
> Ventilated box dgn lubang untuk tangan
à Isotop skala mikro curie
> Glove box dgn tekanan rendah
àPemancar β lemah, C-14 dan S-35
> Glove box dgn remote handling tong
à Pemancar γ
> Master slave manipulator
Reaktor Nuklir
> Keunggulan: memproduksi macam-macam radioisotop secara serentak
> Energi hingga 50 MeV
> Fluks neutron: 10 12 n / cm2 /det
> Ada batang pengendali
> Problem panas yg timbul akibat rekasi nuklir à Sistem pendingin
Generator Product
> Generator Tc 99m
> Waktu paruh Tc-99m : 6,02 jam
> Dari Molibdinum (Mo)
> Perjanjian : Senin jam 9
> Mempunyai waktu dilusi 24 jam
àMilky (pemerah)
SPET(singgle Photon Emition Tomografi ), tknik pengambaran dng memsukkan radisi sinar gama yang diemiskan oleh radionulkida yang dimasukkan ketubuh kemudian dideteksi oleh singgle foton
PET (positrin Emition Tomografi) yaitu teknik dgn menngunakan radionulkida yang mengemisikan positron dimasukkn ke dlam tubuh kemudian dideteksi oleh PET scanner
ECAT (Emition Computerized Axial Tomography) yaitu suatu sistem sofware komputer untuk penggambaran tomografi berdasarkan pada radiasi yang diemisikan dr radionuklida yang dimasukksn ke tbuh.
WORKSTATION KEDOKTERAN
NUKLIR
> Ruang administrasi + ruang tunggu
> Ruang pemeriksaan/konsultasi (poli)
> Laboratorium (hot lab)
> Ruang pemberian radiofarmaka
> Ruang imajing
> Ruang pengolahan limbah
> Ruang penunjang kegiatan (kamar gelap, ruang logistik, ruang karyawan)
> Ruang rawat inap
RUANG ADMINISTRASI
> Informasi (Customer Service)
> Loket penerimaan
> Keuangan
> Jadwal pemeriksaan/program
> Telepon
> Arsip pemeriksaan
> Ruang tunggu nyaman
RUANG PEMERIKSAAN (POLI)
> Tempat tidur pemeriksaan
> Meja kursi
> Papan informasi
> Peralatan medik
HOT LAB
> Design ruangan khusus, dengan memperhatikan faktor keselamatan (kontaminasi) dan kenyamanan (ventilasi, pencahayaan).
> Sebelum ke hot lab, ada ruang dekontaminasi
> Shower, Saluran pembuangan terpisah
> Terhubung langsung dgn ruang pemberian radiofarmaka & pengolahan limbah
RUANG IMAJING
> Dekat dengan ruang pemberian radiofarmaka
> Design ruang memperhatikan faktor keselamatan (kontaminasi)
> Kenyamanan (suhu, pencahayaan)
> Dekat dgn kamar gelap & administrasi
RUANG PENGOLAHAN LIMBAH
> Dekat Hot Lab
> Memperhatikan prinsip “Delay and Decay” (penundaan dan peluruhan)
Contoh: I-131 à 6 x 10 -6 μ Ci /ml
> Paparan < 0.1 mR/jam
RUANG PENUNJANG
> Jauh dari hot lab
> Untuk kenyamanan karyawan
RAWAT INAP
> Memperhatikan faktor keselamatan radiasi dan kenyamanan pasien
> Perawatan pasien tergantung pada kondisi pasien
> Baik untuk pasien rawat jalan dan rawat inap.
KESIMPULAN
> Workstation pelayanan kedokteran nuklir didesain dengan memperhatikan faktor keselamatan dan kenyamanan.
Langganan:
Postingan (Atom)