Berikut foto-foto Oppa....
Rabu, 26 Desember 2012
DENSITAS
Untuk mengambil gambaran radiograf pertama kali
film dimasukkan kedalam sebuah kaset atau x-ray film holder di sebuah ruangan
gelap. Dalam sebuah film tersebut diperlukan intensfying screen.
Bagian tubuh yang akan terekspose
diposisikan tepat pada kaset yang berisi film dan sinar-x kemudian mengalir
melalui jaringan dan ditangkap oleh film dalam durasi tertentu. Kemudian kaset
kembali dibuka diruangan gelap dan filmnya dikeluarkan. Film kemudian
dilanjutkan untuk diproses menjadi radiograf atau roentgenogram, yang lebih
populer dinamakan dengan “Gambar x-ray“ . Gambar sinar-x yang di cetak
dinamakan skiagram.
Kaset berbentuk flat, tidak tembus cahaya,
terdapat kotak metalik yang terbuat dari aluminium yang berfungsi agar film
dapat terpapar sinar-x. Bagian bawah kaset dan bagian sampingnya sangat
terlindungi. Sinar-x masuk ke kaset melalui bagian permukaan yang tidak
terlindungi kemudian sinar-x ditangkap oleh film dan diteruskan terabsorbsi
oleh plat. Kaset juga bisa diakomodasi dengan intesfying screen jika
diperlukan. Film ditaruh diantara dua intensfying screen.
Sinar-x film holder tidak tembus cahaya,
cardboard dengan bagian bawah yang terlindungi. Hal tersebut juga berfungsi
pada kaset.
Intensfying screen merupakan lembaran yang
tipis yang mengandung unsur fluoresen seperti Kalsium tungstat atau Barium
sulfat. Pada saat sinar-x ditangkap oleh intensfying screen warna sinar biasa
juga dapat dihasilkan karena efek fluoresen pada layar dan oleh karena itu efek
fotografik sinar-x dapat diintensifkan. Jika film khusus yang sensitif terhadap
sinar-x dan sinar biasa digunakan maka waktu pemaparan sinar dapat diperpendek.
Pada saat memasang kaset dengan film, film ditempatkan diantara kedua
intensfying screen. Tiga tipe intensfying scree yang tersedia adalah. (1) Layar
kecepatan tinggi yang mendukung intensifikasi yang tinggi, (2) Layar kecepatan
rendah menghasilkan gambar yang lebih tajam, (3) Layar par speed mendukung
kecepatan sedang dan ketajaman yang sedang.
Penggunaan Grid
Sinar-x keluar melalui focal spot yang
dinamakan sinar primer kemudian sinar ini direfleksikan setelah menabrak pada
objekn refleksi sinar ini dinamakan sinar sekunder atau sinar yang terpecah
(scattered radiation).
Dapat juga dijelaskan pada saat mengambil
gambar radiograf semua sinar primer jatuh pada jaringan yang tidak dapat
terlewati. Beberapa sinar dapat melewati jaringan beberapa sinar terrefleksikan
dalam berbagai tingkatan ketebalan jaringan dan sinar yang tertinggal
terabsorbsi oleh jaringan). Sinar yang terrefleksikan menyebabkan radiasi yang
terpecah. Radiasi yang terpecah tersebut jatuh ke film bersamaan dengan sinar
primer menghasilkan gambar yang buram pada film. Untuk menghindari pemecahan
sinar diperlukan sebuah alat yang dinamakan grid yang digunakan dalam
radiografi. Penggunaan grid diperlukan untuk jaringan dengan ketebalan 11
sentimeter. Grid ditempatkan diantara bagian yang terekspose dan pada kaset.
Tersedia grid yang tidak dapat bergerak (stationary grid) dan grid yang dapat bergerak
(movable grid). Sebuah grid tersusun atas strip dan materi radiotransparen
seperti kayu atau aluminium teratur pada saat focal spot diposisikan tepat
ditengah grid, strip pada grid disejajarkan dengan tumbukan primer. Contoh
familiar alat yang dapat kita temui adalah grid yang dapat bergerak yaitu
Potter-Bucky Diafragma (atau “Bucky”). Grid ini tetap bergerak selama waktu
terjadinya pemaparan sinar. Pada saat grid yang tidak bergerak digunakan strip
pada grid akan tergambar pada radiograf. Untuk menghindari hasil dari strip ini
maka digunakan strip yang bergerak.
Langkah-langkah Pemrosesan Film
Pemrosesan film dilakukan di dalam ruangan
gelap. Larutan yang digunakan bersuhu maksimum 60 sampai 75° F.
Langkah-langkah pemrosesan film meliputi: Developing, Rinsing, Fixing, Rinsing dan Drying.
Kualitas radiograf.
1. Density (Densitas
Radiografik): Gambaran hitam pada hasil radiograf ditetapkan sebagai densitas.
Hasil densitas yang semakin baik terdapat pada area yang dimana sinar-x
ditangkap oleh film dan dikonversikan ke warna hitam, silver metalik.
2. Kontras (Kontras
Radiografik): Perbedaan dalam densitas dibeberapa tempat pada radiograf disebut
kontras. Faktor-faktor yang mempengaruhi kontras adalah: (1) relatifitas
transparansi sinar-x terhadap beberapa struktur pada radiograf. (2) tipe film
yang digunakan, (3) pemprosesan film yang digunakan, (4) Intensfying screen,
(5) kilovoltase dan (6) pemecahan sinar radiasi Kilovoltase yang lebih
rendah menghasilkan kontras yang tinggi dan kilovoltase yang lebih tinggi
menghasilkan kontras yang rendah.
3. Sharpness
(Ketajaman gambar): Ketajaman gambar pada radiograf mengindikasikan penandaan
yang tajam pada beberapa struktur yang terekam.
4. Detail: Detail
merupakan kualitas radiograf berdasarkan ketajaman dilihat dari garis luar yang
membentuk gambar dan kontras antara beberapa struktur yang terekam. Jika garis
luar yang membentuk gambar sangat jelas dilihat dan kejernihan detail ini dapat
dikatakan bagus.
Faktor-Faktor yang Harus Diperhatikan Pada Saat Pengambilan Radiograf (Faktor
Pemaparan)
1. KV: Pada saat
kilovolt ditingkatkan maka akan menghasilkan sinar-x yang memiliki tenaga
penetrasi yang lebih besar. Jika tenaga penetrasi sinar meningkat maka kontras
pada gambar radiograf yang dihasilkan akan menurun. Maka dari itu perlu
dikondisikan ukuran yang maksimum.
2. mA: Pada saat
miliampere meningkat kuantitas sinar akan meningkat dan dengan begitu akan
menghasilkan ketajaman gambar pada radiograf.
3. Waktu Pemaparan
(detik): Pemaparan yang berlebih ataupun pemaparan yang kuran akan mempengaruhi
hasil radiograf. Hal yang baik dilakukan adalah mengurangi waktu pemaparan ke
waktu minimum untuk menghindari adanya pergerakan oleh pasien pada saat
dilakukan pemaparan.
4. Focal spot-Film
Distance. (Focus-Film Distance): Pada saat jarak pemaparan dibuat dekat maka
intensitasnya akan meningkat tetapi akan ada kecenderungan terjadi pembesaran
gambar. Oleh karena itu perlu ditempatkan pada jarak yang optimal. Biasanya
jaraknya dibuat konstan sejauh 36 inci.
5. Jarak bagian film:
Jarak antara bagian yang akan terpapar dan film harus seminimal mungkin dengan
tujuan untuk mendapatkan ketajaman yang bagus dan untuk menghindari pembesaran
gambar. Jarak yang dibuat adalah nol dengan menetapkannya tetap kontak dengan
kaset.
6. Ketebalan jaringan:
Jika ketebalan jaringan meningkat maka KVP harus ditingkatkan untuk mendapatkan
tenaga penetrasi sinar yang lebih besar.
7. Tipe film yang
digunakan: Film yang berbeda dengan atau tanpa intensfying screen dipilih
tergantung pada keperluan.
Telah diketahui bahwa terbentuknya citra radiografi adalah
disebabkan oleh sinar-x yang setelah melalui objek tiba pada film dan merubah
susunan kristal perak halide menjadi butir perak berwarna hitam. Aksi sinar-x
(kombinasi sinar-x dengan layar pendar) dan cahaya sangat dilipatgandakan oleh
cairan pembangkit, tahap processing selanjutnya membuat citra menjadi permanen
dan dapat diamati di depan viewer.
Tujuan membuat citra adalah agar citra dapat dilihat dengan
jelas, untuk itu citra harus memiliki bentuk yang tegas diiringi oleh adanya
kontras radiografi yang cukup. Kontras radiografi adalah perbedaan terang
diantara berbagai bagian citra, bagaimana sesuai dengan perbedaan daya serap
bagian tubuh terhadap sinar-x. Struktur dari objek tidak akan terlihat, bila
nilai kontras disekitarnya tidak cukup. Ada tiga hal
dari citra radiografi yang perlu dibedakan, yaitu :
a.
Bentuk
jelas / tegas
b.
Detail
/ definition,
menunjukan bagian kecil dari objek dapat dilihat (ketajaman)
c.
Kontras
radiografi, menunjukan perbedaan terang (hitam/putih)
d.
Distorsi, perubahan
bentuk dan ukuran pada citra radiografi
Ketajaman
Citra Radiografi
Citra-radiografi merupakan bentuk
bayangan; citra yang diperoleh sebagai akibat dari sinar x melalui tubuh, mirip
dengan bayangan pada tembok bila melewatkan sinar matahari pada tubuh. Bayangan
yang membentuk citra radiografi haruslah dengan bentuk yang jelas dan
tajam, dimana tingkat pengaburannya berkurang. Pada praktek bentuk bayangan
sering diikuti oleh pengaburan, dimana tingkat pengaburan itu disebabkan oleh
beberapa hal, seperti:
- Faktor Geometrik; yang berhubungan dengan pembentukan citra (misal : ukuran, jarak)
- Faktor Goyang; yang berhubungan dengan penderita (pasien) dan alat
- Faktor Fotografi atau intrinsik; yang berhubungan dengan bahan perekam citra.
- Layar Pendar terdiri dari kristal fosfor yang bila terkena sinar-x akan memendarkan cahaya, ini menimbulkan ketidaktajaman bentuk.
- Efek Parallax pengamatan dari jarak tertentu dengan sudut yang berbeda.
- Emulsi film ”iradiation”, yakni menyebar/melebarnya cahaya yang tiba pada film, menyebabkan ketidaktajaman bentuk citra
Ketajaman Radiografi dimaksudkan untuk
membedakan detail dari struktur yang dapat terlihat pada citra
radiografi. Karena itu, semu faktor mengatur kontras (perbedaan densitas) juga
mempengaruhi ketajaman. Faktor ini bersifat obyektif karena dapat diukur.
Ketajaman dapatr juga dipengaruhi oleh faktor yang tidak obyektif yang disebut
faktor subyektif, sangat bervariasi tidak dapat diukur, termasuk hal yang
berada di luar. Citra seperti kondisi dari “viewer” boleh dikatakan bahwa
ketajaman yang dimaksud adalah kualitas visual yang lebih bersifat subyektif.
Faktor
yang Mempengaruhi Ketajaman
a) Faktor
Citra Radiografi, meliputi :
Ø Ketajaman dan kontras obyektif
Ø Tingkat eksposi
Bila citra radiografi berbatas/berbentuk jelas, benda
densitas masih dapat diamati, walau tingkat densitasnya sedikit (ketajaman baik
walau dengan kontras yang sangat rendah). Jika citra radiografi dengan
perbedaan densitas tinggi, struktur masih dapat terlihat jelas walau dengan
batas yang tidak begitu tegas (ketajaman masih dapat dilihat, walaupun detail
struktur tidak optimal).
Pada praktek radiografi, hal itu dapat kita temukan pada
x-foto abdomen untuk melihat struktur dari janin, terlihat adanya perbedaan
densitas yang kecil, namun bentuk janin terlihat jelas. Juga pada x-foto
abdomen anak kecil tertelan uang logam terlihat adanya perbedaan densitas yang
tinggi, ketajaman uang logam masih terlihat walau bentuknya tidak tegas (uang
logam bergerak). Dengan demikian, batas yang tegas dari citra radiografi tidak
hanya tergantung oleh ketajaman/kontras tetapi dari keduanya. Tingkat
eksposi signifikan merubah kontras yang terlihat pada citra radiografi. Bila
terjadi overexposure maka densitas pada seluruh bidang film juga meningkat,
tetapi “kontras obyektif” (overexposure tidak berlebihan) tidak berubah, karena
perbedaan melewatkan cahaya dari seluruh bidang x-foto tetap ada dan dapat
diukur. Karena densitas yang demikian besar, mata sudah tidak dapat lagi
melihat, karena tidak ada lagi cahaya dari viewer yang dapat melaluinya. Oleh
karena itu pemirsa mengatakan bahwa kontras visual berkurang karena
overexposure, jadi kontras visual ini bersifat subyektif tidak dapat diukur.
Pada underex posure dimana densitasnya sangat minim menyebabkan kontras
obyektif dan subyektif menjadi kurang.
b) Faktor
Viewer/Illuiminator (alat baca x-foto)
Hubungannya terhadap detail (devinition) adalah dengan
contras subyektif faktor viewer dapat dilihat dari segi:
Ø Yang berhubungan dengan
kualitas penerangan
Ø Yang berhubungan dengan penglihatan
pemirsa
- Penerangan
Penerangan lampu viewer dapat dengan berbagai warna,
intensitas, dan homogenitas; diluminator yang moderen denfgan dilengkapi dengan
beberapa lampu TL yang memancarkan cahaya biru cerah dan homogen, dapat
meningkatkan nilai kontras “kontras-fisual”. X-foto yang overexposure dengan
menaikan intensitas penerangan illuminator akan meningkatkan kontras subyektif,
sedangkan yang underexposure intensitas cahaya diturunkan hingga kontras
visual dapat tercapai. Pada umumnya viewer dilengkapi dengan alat pengatur
terangnya cahaya, sesuai dengan keadaan citra radiografi yang sedang
ditayangkan. Ruang baca x-foto sebaiknya ruangan redup (watt rendah) sehingga
cahaya yang keluar dari viewer dapat diamati dengan baik.
- Penglihatan Pemirsa
Kontras citra radiografi oleh mata kelihatnaya dipengaruhi
oleh tingkat penerangan yang diadaptasi, dan oleh silaunya cahaya viewer. Mata
yang beradaptasi dengan cahaya terang tidak dapat mengamati perbedaan densitas
pada tingkat gelap, dan detail. Juga bila viewer dengan x-foto densitas
sedikit, melewatkan cahaya yang menyilaukan, menyebabkan kegagalan untuk
melihat detail struktur. Untuk mencegah cahaya yang menyilaukan, viewer
dilengkapi dengan semacam diagfragma yang dapat membatasi luas penerangan. Spot
light yang berada di luar viewer gunanya untuk mengamati bagian tertentu dari
film yang densitasnya gelap.
Kontras
Radiografi
Kontras
radiografi memiliki unsur yang berbeda :
- Kontras Objektif, perbedaan kehitaman ada seluruh bagian citra yang dapat dilihat & dinyatakan dengan angka. Adapun penyebabnya :
- Faktor radiasi
- Kualitas sinar primer
- Sinar hambur / scatter
- Faktor film
- Faktor processing
- Jenis & susunan bahan pembangkit
- Waktu & suhu pembangkitkan
- Lemahnya cairan pembangkit
- Agitasi film
- Reducer
- Kontras Subjektif, yaitu perbedaan terang di antara bagian film, jadi tidak dapat diukur, tergantung dari pemirsa/pengamat
Distorsi Citra Radiografi
Merupakan perbandingan yang salah dari struktur yang
direkam, bentuk serta hubungan dengan struktur lainnya kurang betul. Hasil
yang benar diperoleh bila garis tentgah struktur yang akan di x-foto berada
sejajar dengan film yang tegak lurus dengan pusat sinar-x. Hal ini sering
terlihat pada x-ray foto gigi, bila hal ini terjadi, maka x-ray foto gigi akan
terlihat bertumpuk satu sama lain, dapat lebih panjang atau lebih pendek.
Langganan:
Postingan (Atom)